Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta memaparkan hasil penelitian mereka mengenai representasi dan konstruksi gender dalam dakwah televisi.
Adapun yang melatarbelakangi penelitian ini antara lain televisi bisa menjadi agen pengarusutamaan kesetaraan gender atau justru ketimpangan gender.
Dalam penelitian tersebut, PPIM menemukan 88,8 persen penceramah di televisi didominasi oleh laki-laki, sedangkan 11,2 persen lainnya oleh wanita.
Baca juga: Program Pengentasan Stunting Masih Menunggu Perpres
"Ini dari metode sampling yang kami lakukan, dari 25 stasiun TV baik konvensional maupun non-konvensional dari 2013-2019," ungkap Peneliti PPIM UIN Jakarta, Aptiani Nur Jannah, melalui kanal YouTube PPIM, Selasa (8/6).
Dari 25 stasiun Televisi, PPIM berhasil menyeleksi 1010 Video dengan total 310 jam sebagai bahan analisis tersebut. Tidak adanya regulasi khusus terkait proporsi gender di TV sertanrating dan profit menjadi pertimbangan utama dalam desain program menjadi alasan TV untuk melakukan hal tersebut.
"Mayoritas dari mereka mengakui, perempuan adalah audiens dan perempuan hanya menjadi konsumen dari pengetahuan ilmu agama," kata Apriani.
Pendidikan mengenai gender belum banyak digalakan di Indonesia. PPIM menarik kesimpulan rendahnya rendahnya porsi perempuan yang menjadi nara sumber pengetahuan agama berbanding terbalik dengan mayoritas target penonton yang adalah perempuan dengan profesi ibu rumah tangga.
"Kedua narasi agama yang dibawakan pada program religi banyak mendukung peran gender yang kaku sehingga sarat pesan sub koordinasi dan domestikasi perempuan," imbuhnya.
Baca juga: AS Setujui Obat Baru untuk Alzheimer
Ketiga, narasi bias gender juga ditemukan pada televisi nonkonvensional bahkan dengan porsi yang lebih banyak minimnya pengawasan negara pada ranah digital membuat pemahaman agama yang tidak ramah perempuan bebas beredar di televisi alternatif.
Paparan dari PPIM juga dibahas juga oleh Dr. Inayah Rohmaniyah, Dosen UIN Kalijaga Yogyakarta. Dirinya mengungkap, sejak tahun 2005 meneliti terkait isu gender, seksualitas dan radikalisme, ini akan terus menjadi isu nusantara.
"Yakin ini menjadi isu nasional, karena ini menjadi pertarungan antar kelompok-kelompok tertentu,"pungkasnya. (H-3)
Di Kelompok Umur (KU) 12, SD Kanisius Duwet menjadi juara setelah menang atas MIS Al Islamiyah Grojogan.
Keberadaan Kopi Sleman pun diharapkan dapat semakin mendukung iklim pariwisata di kabupaten yang berada di kaki Gunung Merapi sisi Selatan.
DINAS Kesehatan Kota Yogyakarta menemukan satu kasus covid-19.
Sebanyak 351 penari terpilih dari Sabang sampai Merauke, kini memasuki masa karantina dan mengikuti latihan intensif untuk mempersiapkan pertunjukan Pagelaran Sabang Merauke.
GO Lucky Bike hanya tersedia untuk tamu Kotta GO Yogyakarta menjadikannya pengalaman eksklusif yang tak bisa Kottalites temukan di tempat lain.
Total ada 1.299 penggerobak sampah dan pasukan kuning DLH Kota Yogyakarta.
penerapan kebijakan efisiensi dari pemerintah dinilai semakin memperberat kondisi industri pertelevisian dalam negeri seiring turunnya belanja iklan.
Enam episode drama Siti Nurbaya kini akan hadir setiap Jumat malam pukul 20.00 - 21.00 WIB.
KOMISI Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DKI Jakarta menggelar evaluasi terhadap tayangan televisi dan radio selama 10 hari pertama bulan Ramadan.
TV C6KS premium QD Mini LED dirancang untuk menambah pengalaman hiburan rumah berkat kualitas teknologi yang menggabungkan QLED dan MINI LED.
Televisi telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dengan semakin maraknya layanan streaming dan konten berkualitas tinggi.
Tahukah kalian bagaimana komunikasi dilakukan manusia sebelum ada ponsel? Berikut penjelasannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved