Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Antisipasi Karhutla, BPPT Kembali Lakukan Modifikasi Cuaca

Atalya Puspa
07/6/2021 14:05
Antisipasi Karhutla, BPPT Kembali Lakukan Modifikasi Cuaca
Lahan terbakar di Desa Talang Pangeran Ulu (TPU), Pemulutan Barat, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Selasa (1/6/2021).(Antara/ Nova Wahyudi)

OPERASI teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk menekan potensi kebakaran hutan dan lahan akan kembali dilakukan mulai Kamis, 10 Juni 2021 mendatang. TMC terakhir dilakukan pada April 2021.

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi Jon Arifian mengungkapkan hal itu saat dihubungi Media Indonesia, Senin (7/6)

"Rencana terdekat akan diadakan TMC pada 10 Juni di Sumatra Selatan dalam rangka mitigasi karhutla," kata Jon.

Jon mengungkapkan, target sasaran wilayah operasi TMC yakni wilayah Sumatera Selatan dan Jambi. Pasalnya, berdasarkan pemantauan yang diakses di website sipongi.menlhk.go.id, sebaran titik panas di wilayah tersebut meningkat pada pekan ini, yakni dari yang tadinya berjumlah 0 pada 30 Mei lalu, menjadi 4 titik pada 6 Juni.

Hari ini, BPPT telah mengirimkan logistik ke posko pelaksanaan TMC Sumatra Selatan yang berpusat di Palembang. "Hari ini sudah ada tim yang ke Palembang untuk koordinasi dengan lanud Palembang. Hari ini juga peralatan pendukung dan bahan semai diberangkatkan ke Palembang. Pesawat Casa dari Skadron 4 Malang diberangkatkan paling lambat tanggal 9 Juni," beber Jon.

Sebelumnya, dalam rangka mengantisipasi musim kemarau yang telah tiba, Manggala Agni bersama dengan TNI, Polri, dan Masyarakat Peduli Api (MPA) pada awal Juni ini telah mengaktifkan kembali Patroli Terpadu Pencegahan Karhutla di Sumatera dan Kalimantam.

Diaktifkan

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Basar Manullang mengungkapkan pada awal Juni ini akan diaktifkan kembali Patroli Terpadu di Provinisi Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

"Patroli terpadu dilaksanakan pada bulan Juni ini sebagai antisipasi karhutla yang biasanya rawan terjadi di awal Bulan Juli sampai Agustus," ungkap Basar.

Patroli akan dilaksanakan selama 30 hari di desa rawan karhutla. Khusus di Provinsi Riau, Patroli Terpadu yang digelar sudah memasuki Tahap ke-3 karena pada awal tahun di Riau sudah terjadi karhutla.

Patroli Terpadu dilaksanakan di desa-desa rawan karhutla di Sumatera dilaksanakan di 78 posko desa meliputi Riau 37 posko desa, Kepulauan Riau 1 posko desa, Jambi 12 posko desa, Sumatera Selatan 16 posko desa, Sumatera Utara 12 posko desa.

Sedangkan di wilayah Kalimantan telah diaktifkan 45 posko desa meliputi Kalimantan Barat 18 posko desa, Kalimantan Tengah 15 posko desa, dan Kalimantan Selatan 12 posko desa.

"Tugas dari Tim Patroli Terpadu meliputi monitoring kawasan (sumber air, kedalaman gambut, tinggi muka air, penumpukan bahan bakaran, cuaca, aktivitas masyarakat yang berisiko terjadinya karhutla), sosialisasi (anjangsana dan penyuluhan), pencarian informasi dan pemetaan masalah yang ada di desa," kata Basar.

Selain itu Tim Patroli Terpadu juga melaksanakan groundcheck hotspot apabila terdeteksi hotspot di wilayah kerja, pemadaman dini apabila terjadi kebakaran, dan meminta bantuan posko daops apabila membutuhkan dukungan pemadaman dengan peralatan dan personil yang lebih lengkap.

Lebih lanjut, Basar menjelaskan desa-desa yang menjadi sasaran Patroli Terpadu merupakan desa dengan jumlah hotspot dengan kejadian karhutla yang berulang, serta karhutla yang cukup luas selama beberapa tahun terakhir.

Basar mengharapkan dengan berjalannya Patroli Terpadu dapat mencegah karhutla yang berpotensi menyebabkan bencana kabut asap. "Selain patroli terpadu pemerintah juga melaksanakan upaya patroli mandiri yang dilaksanakan oleh Manggala Agni, Teknologi Modifikasi Cuaca hujan buatan untuk membasahi lahan gambut, kampanye dan sosialisisasi kepada masyarakat di desa rawan, serta terus memantau kondisi hotspot melalui data satelit," pungkas Basar. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik