Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Bangunan Hijau Dibutuhkan untuk Pengurangan Emisi

Mediaindonesia.com
07/5/2021 21:06
Bangunan Hijau Dibutuhkan untuk Pengurangan Emisi
Bangunan hijau.(DOK Pribadi.)

ISU bangunan hijau tidak terlalu terdengar seperti pemanasan global atau global warming. Namun tidak bisa dimungkiri bahwa bangunan hijau merupakan hal yang tidak bisa kita hindari, baik di masa kini maupun mendatang, sebagai upaya pengurangan emisi dan menuju berkelanjutan.

Itu disampaikan Rektor Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Ninok Leksono dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (7/5). "Seperti di masa lalu ahli teknologi informasi (TI) kita anggap sebagai support sedangkan di era revolusi sekarang berperan sangat penting. Saya yakin nanti ahli bangunan hijau juga akan menempati posisi yang lebih tinggi daripada saat ini," ujar Ninok saat menyambut jalinan kerja sama Ikatan Ahli Bangunan Hijau Indonesia (IABHI) dengan UMN.

Ketua Umum Ikatan Ahli Bangunan Hijau Indonesia Bintang Nugroho menambahkan bahwa bangunan kampus UMN yang didedikasikan sebagai kampus hijau jelas menjadi teladan yang sangat mengilhami tentang penerapan hidup peduli berkelanjutan. Kolaborasi ini bertepatan dengan pencanangan konsep dan gagasan Kampus Merdeka Belajar yang difasilitasi pemerintah.

Acara itu bersamaan dengan kegiatan green talk sesi ke-2 mengenai Berkarier di Dunia Bangunan Hijau. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari sesi sebelumnya yang juga masih terkait dengan Perkenalan Profesi Praktisi Bangunan Hijau di Indonesia. Acara yang dihadiri lebih dari 450 orang melalui platform Zoom dan YouTube Live ini menghadirkan dua narasumber yang berpengalaman dalam industri bangunan hijau di Indonesia.

 

Dengan dukungan dari berbagai universitas di Indonesia, green talk kali ini diharapkan bisa menambah wawasan bagi mahasiswa terkait profesi sebagai ahli bangunan hijau. Antusiasme cukup terlihat dengan banyaknya pertanyaan yang ingin mengetahui lebih banyak terkait dengan karier di dunia bangunan hijau.

Hal itu menjadi sangat penting untuk dipahami oleh banyak pihak karena masih sedikit pihak yang mengetahui mengenai peran profesi ini dalam proses pembangunan. Padahal diperlukan tingkat keahlian tertentu untuk bisa menjadi Konsultan Sertifikasi Bangunan Hijau. "Seorang konsultan bangunan hijau perlu memahami tiha hal yaitu daur hidup bangunan, kolaborasi multidisiplin dalam proyek, serta kebutuhan dokumentasi dalam sertifikasi," ungkap Dian Fitria, praktisi bangunan hijau dan staf pengajar di UMN.

Contohnya, seorang konsultan bangunan hijau harus mengetahui proses bangunan didirikan, operasional bangunan, sampai dengan bangunan akan dihancurkan apabila masa pakainya sudah habis. Dengan memahami aspek-aspek ini, seorang konsultan bangunan hijau akan bisa memberikan rekomendasi yang menyeluruh dalam suatu proyek.

Meskipun tidak bisa dimungkiri bahwa tantangan terbesar untuk implementasi bangunan hijau di Indonesia yakni keterbatasan biaya, diakui oleh para praktisi bahwa tidak selamanya hal tersebut menjadi masalah. Hal ini terbukti pada beberapa proyek yang sudah dijalankan, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan seperti melakukan perhitungan penghematan yang bisa diraih oleh bangunan tersebut dengan menerapkan konsep bangunan hijau.

Sebagai informasi, di Indonesia sudah banyak tolok ukur sertifikasi bangunan hijau yang digunakan. Salah satunya dikenal dengan nama Greenship, yang merupakan tolok ukur buatan Indonesia. Selain itu ada juga tolok ukur dari Amerika Serikat yang disebut Leadership in Energy and Environmental Design (LEED), Green Mark dari Singapura, maupun Excellence in Design for Greater Efficiency (EDGE) dari International Finance Corporation (IFC). Para ahli dari masing-masing tolok ukur ini juga sudah ada cukup banyak di Indonesia, sehingga sebetulnya tidak ada kesulitan bagi pelaku industri bangunan untuk menemukan ahli yang berpengalaman dalam tolok ukur masing-masing. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya