Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SATU tahun lebih sudah pemerintah menerapkan metode belajar daring (PJJ) dikarenakan pandemi covid-19. Kini proses belajar tatap muka kembali dicanangkan. Pada November lalu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) telah mengedarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) yang membahas penyelenggaraan sekolah tatap muka pada Juli mendatang.
Rencana itu tentu menimbulkan kekhawatiran sebagian orang tua. Untuk ikut serta membantu orang tua mengatasi kekhawatiran tersebut, Swiss German University menggelar webinar pada Sabtu (24/4) lalu. Webinar yang dilakukan secara daring ini mengangkat topik mengenai bagaimana peran orang tua dalam mempersiapkan mahasiswa untuk mulai memasuki proses belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19. Webinar ini turut mengundang dr. Reisa Broto Asmoro, selaku Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-10.
Baca juga: Tak Ada Siswa Terpapar Korona Selama Belajar Tatap Muka di DKI
Dalam kesempatan itu, dr. Reisa menekankan pentingnya pola hidup bersih dan sehat. Mulai dari menjaga asupan gizi seimbang, mengkonsumsi cukup air putih, menjaga pola tidur, mengelola stress dengan melalukan berbagai hobi dan aktivitas, dan juga rutin berolahraga.
Peran orang tua dalam mempersiapkan anak agar bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru, kata dia juga tak kalah penting. Dr Reisa mengungkapkan perlu adanya rasa kepercayaan antara orang tua dan anak agar anak tidak ragu dan khawatir dalam mempersiapkan pembelajaran tatap muka dan menerapkan protokol kesehatan secara maksimal.
Sementara itu, Vice Rector for Academic Affairs Swiss German University (SGU), Dr. Irvan S. Kartawiria, S.T., M.Sc dalam sambutanya mengakui dosen dan mahasiswa Swiss German University (SGU) memiliki ketangguhan dan adaptasi yang luar biasa selama pandemi covid-19. Perubahan aktivitas belajar dari selama pandemi ini juga dirasa tidak terlalu menganggu proses belajar mengajar. “Dosen dan mahasiswa tidak mengalami guncangan yang terlalu berarti,” tegasnya.
Irvan menjelaskan, pandemi covid-19 tidak menghalangi berbagaii aktivitas perkuliahan, seperti praktikum hingga sidang skripsi yang melibatkan kampus mitra di luar negeri dapat dijalankan dengan lancar, sehingga kualitas perkuliahan tetap terjaga.
“Kita sangat menantikan tahun ajaran baru secara offline. Harapannya kita segera kembali ke kampus. Dosen SGU yang sudah mendapatkan vaksinasi menjadi angin segar untuk persiapan kuliah tatap muka di SGU,” ungkapnya.
Sementara itu Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, dan Ketua Tim Gugus Ccovid-19 Swiss German University, Kholis Abdurachim Audah, M. Sc., Ph. D menyebut pihaknya telah menyusun berbagai jenis protokol kesehatan dari mulai protokol sertfikasi, protokol kesehatan di kampus, maupun emergency plan. (RO/A-1)
Anies mengatakan belum bisa memastikan kegiatan tatap muka sekolah kapan bisa dilaksanakan karena harus melihat dulu perkembangan pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19).
GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan akan melakukan pengkajian mendalam soal pembukaan sekolah.
Banyak orangtua yang menolak sekolah tatap muka kembali diadakan, karena khawatir sekolah akan menjadi klaster penyebaran covid-19.
SEBANYAK 171.998 peserta didik di Jakarta tidak memiliki gawai untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Gelaran pembelajaran tatap muka belum bisa dilaksanakan di penghujung tahun ini atau tahun 2021 karena masih situasi covid-19.
PENYESUAIAN kurikulum harus dilakukan apabila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin menerapkan kegiatan belajar mengajar (KBM) campur
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved