Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Terapi Musik, Alternatif untuk Pemulihan Stroke dan Depresi

Eni Kartinah
15/4/2021 15:10
Terapi Musik, Alternatif untuk Pemulihan Stroke dan Depresi
Ilustrasi terapi musik yang bisa memulihkan stroke dan depresi.(Ilustrasi/Ist)

KETIKA Anda mendengar musik atau memainkan musik, biasanya apa yang Anda rasakan? Mood atau suasana hati yang meningkat, bersemangat, lebih mudah berkonsentrasi, atau pikiran menjadi lebih tenang?

Tahukah Anda bahwa musik juga dapat digunakan sebagai terapi untuk pengobatan dengan kondisi tertentu?

Adalah Jessica Hariwijaya, S. SN, NMT, terapis musik Siloam Hospitals Lippo Village, menjelaskan lebih rinci mengenai terapi musik lewat Instagram Live.

"Musik terapi dapat menciptakan ruang untuk berkembang, memberikan kesempatan untuk berkomunikasi tanpa diperlukan kata-kata, dan menggariskan perbedaan antara Isolation dan Connection," tutur Jessica di awal sesi live edukasi Kesehatan, Rabu (14/05) melalui aplikasi Instagram.

Dikatakan Jessica, terapi musik sudah terbukti secara klinis mampu membantu menangani masalah kejiwaan yang berhubungan dengan penyakit emosional, kognitif, hingga masalah sosial.

Lalu siapa saja yang sebaiknya mengikuti terapi musik? Dijelaskan lebih lanjut,  terapi musik dapat diikuti oleh orang yang mengalami berbagai masalah kesehatan mental.

Masalah mental, seperti pertama, orang yang sering mengalami depresi dan trauma karena kejadian tertentu. Kedua, penderita Autisme atau anak berkebutuhan khusus.

Ketiga, orang yang mengalami kerusakan otak, seperti stroke atau cedera otak traumatis. Keempat, penderita gangguan jiwa dan orang yang mengidap demensia atau pikun.

Lewat terapi musik, kata Jessica, orang-orang tersebut dapat lebih peka terhadap emosi sekaligus membangun koneksi dengan orang-orang yang mereka sayangi, imbuhnya.

Menyambung penuturan Jessica, jika anda melakukan terapi musik, maka perawatan akan dilakukan oleh  terapis musik yang bersertifikat, dan bisa dilakukan secara individu maupun berkelompok.

"Jadi syarat untuk menjadi seorang terapis musik, dia harus minimal lulusan sarjana musik," ungkap Jessica.

Lalu bagaimana terapi musik untuk orang yang mengalami kerusakan otak seperti stroke? “Bagi pasien stroke, terapi musik memiliki sejumlah manfaat yang berkaitan dengan peningkatan gerak tubuh, “ jelas Jessica.

Dengan terapi musik, pertama, meningkatkan kemampuan daya ingat. Kedua, dapat memberikan relaksasi dan meningkatkan mood. Ketiga, menstimulasi otak dan koordinasi gerak tubuh. Keempat, membantu pengalihan rasa sakit yang dialami pasien.

Menurut Jessica, dalam banyak studi ditemukan bahwa fungsi otak dan motorik pasien stroke lebih meningkat ketika diberikan terapi musik dalam program rehabilitasi.

Lebih lanjut, mereka yang menjalani terapi musik memiliki kontrol lebih baik terhadap perasaan depresi, gelisah, dan cemas dibandingkan yang tidak menerima terapi musik.

“Oleh karena itu, terapi musik banyak direkomendasikan bagi pasien stroke ditengah menjalani pengobatan medis secara umum,” jelasnya. (Nik/OL-09)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya