Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Bergabungnya Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dinilai bakal menimbulkan kegemukan struktur Kemendikbud. Pasalnya, saat ini sudah banyak sektor di kementerian tersebut.
"Itu akan mebuat birokrasi Kemendikbud menjadi bengkak. Kalau hemat saya bagusnya model kemarin Dikti-nya ke Ristek sudah pas," ungkap Mantan Kepala Pusat Kajian dan Pengembangan Kebijakan Publik, Inovasi Pendidikan dan Pendidikan Kedamaian LPPM UPI Cecep Darmawan kepada Media Indonesia, Jumat (9/4).
Baca juga: Menristek Ajak Alumni AS Jadi Agen Perubahan Indonesia
Menurutnya, masuknya sektor baru ke Kemendikbud memang tidak secara langsung berdampak pada kinerja kementerian. Akan tetapi, riset dan teknologi mempunyai ruang lingkup yang luas. Lantas, penyeseuaian struktur akan membutuhkan waktu yang lama dan tentu berampak pada capaian yang ditargetkan sektor riset dan teknologi.
"Dirjen-dirjen di Kemendikbud mungkin tidak terlalu terganggu (kinerja), tetapi struktur di ristek yang harus ada penyesuaian lagi. Ini hemat saya tidak baik dilakukan di tengah masa kepemimpinan," imbuhnya.
Menurut Cecep, penggabungan, pemisahaan atau pun perubahan nomenklatur kementerian harusnya dilakukan sejal awal masa kepemimpinan. Hal itu pun harus berdasarkan kajian akademis dan evaluasi.
Dia berharap Pemerintah dan DPR tidak semudah itu mengumbah siatu kementerian. Perlu ada kepastian kepemimpinan dalam menyukseskan program-program yang sudah dicanangkan.
Sebelumnya, DPR menyetujui penggabungan Kemenristek ke Kemendikbud serta pembentukan Kementerian Investasi. Persetujuan itu diambil dalam Rapat Paripurna DPR yang berlangsung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Jumat (9/4). (H-3)
Anies Baswedan menegaskan mesin pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) hasil inovasi Badan Riset Nasional (BRIN) bisa menjadi solusi dalam menangani 7.800 ton per hari sampah ibukota.
KEMENTERIAN Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) merespons dan menanggulangi pandemi covid-19 secara cepat.
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, LIPI, UGM, UI, ITB, dan Unair yang mengembangkan Vaksin Merah Putih mempunyai target masing-masing.
Pandemi juga telah membuka ruang kolaborasi untuk menciptakan terobosan baru yang inovatif serta dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa.
Adanya riset dan inovasi dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan pelaku UMKM terhadap teknologi tepat guna sehingga tidak harus mengimpor.
Produk inovasi yang diserahkan antara lain robot sterilisasi ruangan Autonomous UVC Mobile Robot (AUMR), alat tes Covid-19 uji CePAD Antigen, Ventilator X-VENT XMV 20 Frontliner, dll
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved