Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.
KETUA Umum Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Prof Dr Siti Musdah Mulia menilai pendidikan agama menjadi ruh penguatan karakter bangsa karena di dalamnya mengajarkan nilai-nilai bersosialisasi dan bermasyarakat yang sangat dibutuhkan dalam berbangsa dan bernegara.
“Ini agar bagaimana mengedepankan prinsip persaudaraan, prinsip solidaritas, prinsip persatuan dan prinsip menjaga kepentingan bersama. Itu semuanya adalah esensi dari ajaran agama. Karena itu menurut saya, pendidikan agama itu bukan hanya mampu menguatkan rasa kebangsaan, tetapi sudah semestinya agama itu mendorong seseorang untuk mencintai dan menghormati bangsanya,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (19/3).
Menurut Musdah, pendidikan agama tidak bisa dibuang dari kurikulum pendidikan di Tanah Air ini dikarenakan bangsa Indonesia ini sejak awal sudah menyebut sebagai bangsa yang religius.
Kini tinggal bagaimana memperkuat pemahaman agama, agar agama itu bukan hanya pada aspek-aspek simbolistiknya dan legal formalnya saja yang dipelajari, melainkan pada aspek nilai-nilai.
“Oleh karena itu yang perlu ditekankan pada pendidikan agama itu adalah membangun spiritualitas yang ujungnya adalah moralitas,” tutur pendiri Yayasan Mulia Raya.
Menurut dia, pendidikan agama ini sangat penting sekali sepanjang yang diajarkan itu adalah penanaman nilai-nilai moralitas agama bukan hal-hal yang sifatnya simbolistik, baik itu di agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha maupun Konghucu.
Ia mencontohkan, seperti nilai-nilai menghormati orang tua, menghormati sesama manusia termasuk yang berbeda agama dan juga menghormati kelompok disabilitas, termasuk jangan mengambil yang bukan haknya, tidak boleh korupsi atau melakukan pungli.
“Semua itu adalah moralitas. Karena itulah intisari dari pendidikan agama itu agar bisa menjadi manusia yang memanusiakan antar sesama,” tuturnya
Ia tidak bisa membayangkan jika bangsa ini tidak ada pendidikan agama, karena itu bisa menimbulkan kekacauan. Bila tidak ada nilai-nilai yang diajarkan sehingga bukan tidak mungkin semua agama bisa ‘mengamuk’. Apalagi ada satu fase yang tidak bisa dilupakan bahwa seluruh agama tumbuh dan berkembang di Indonesia itu sudah sejak lama.
“Karena itu tidak bisa juga bangsa Indonesia itu mengembangkan pembangunannya tanpa adanya nilai-nilai religiusitas. Tetapi kemudian yang kita inginkan dalam pengembangan nilai-nilai religiusitas itu bukan pada aspek-aspek formal ataupun simbolistiknya yang bisa menyebabkan orang bertengkar juga satu sama lainnya karena saling memperebutkan simbol-simbol tersebut,” ujarnya.
Selain itu, Musdah juga menyampaikan bahwa harus ditanamkan juga pendidikan dengan mengedepankan rasa hormat atau respek terhadap semua orang. Demikian juga penghormatan kepada hal-hal kebangsaan.
“Karena para pendiri bangsa ini sendiri mengajarkan ‘hubbul wathan minal iman’ yakni mencintai tanah air dan bangsa itu adalah bahagian dari keimanan kita. Ini harus selalu diomongin ke anak-anak,” ujarnya. (Ant/OL-09)
PENDIDIKAN adalah hak dasar setiap anak sebagaimana dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Raperda Penyelenggaraan Pendidikan sebagai bentuk upaya pemerintah menjamin layanan pendidikan untuk semua anak usia sekolah.
TPPK yang dibentuk di setiap sekolah bertugas melakukan upaya pencegahan dan penanganan kasus kekerasan.
THEFI 2025 berawal pada 9 Agustus di Jakarta, lalu berlanjut di 10 Agustus di Bandung, 12 Agustus di Makassar, 14 Agustus di Surabaya, dan 16 – 17 Agustus di Medan.
DORONG pemanfaatan hasil TKA untuk kebutuhan evaluasi dan peningkatan kualitas pendidikan nasional, sehingga mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang berdaya saing.
Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 kembali menghadirkan program unggulan bertajuk GIIAS Education Day pada Rabu (30/7) di ICE BSD City, Tangerang.
Keberagaman adalah kerukunan yang harus terus dijaga semua pemuka agama, maupun masyarakat yang ada di Tangerang Selatan (Tangsel)
Organisasi Banom Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini dihadiri oleh Pengurus DPP PKB, Daniel johan
Sebuah gagasan yang dinilai baik bagi pemerintah, penerapannya pun harus benar dengan mempertimbangan obyek yang akan terkena kebijakan negara. Jangan sampai justru kontraproduktif.
Isra Mikraj bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi menjadi sumber inspirasi untuk menjaga kerukunan umat beragama.
Kemenag menghimbau para aktor dakwah dan layanan keagamaan serukan seluruh umat dan jemaahnya menjaga kerukunan dan kedamaian pada Pemilu 2024.
Ketua KWI Mgr Antonius Subianto Bunjamin berharap para calon presiden tidak saling menjelekkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved