Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Ajarkan Anak-anak Indonesia Peduli Lingkungan

Mediaindonesia.com
17/3/2021 20:15
Ajarkan Anak-anak Indonesia Peduli Lingkungan
Konferensi pers virtual program Indonesian Children Care for the Environment (ICCFTE).(Dok.Ikea)

SALAH satu masalah yang sulit diatasi di banyak negara di dunia, terutama negara berkembang adalah persoalan sampah dan limbah industri. Kesadaran untuk menjaga lingkungan masih belum dipahami oleh semua orang.

Padahal berbagai bencana yang terjadi selama ini sedikit banyak akibat prilaku manusia yang tidak menjaga lingkungan. Itu sebabnya kesadaran untuk menjaga dan mencintai lingkungan sepertinya memang harus ditanamkan sejak masa kanak-kanak.

Baca juga: Tren Terkini Generasi Pandemi Peduli Lingkungan

Berangkat dari situlah perusahaan ritel Ikea berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Swedia dan Greeneration Foundation meluncurkan program Indonesian Children Care for the Environment (ICCFTE). Kolaborasi itu terbentuk berkat keyakinan yang sama bahwa makanan terlalu berharga untuk dibuang.

Program ini ditujukan untuk mengedukasi anak-anak untuk menghargai makanan, serta tentang pengajaran pengelolaan limbah makanan. Salah satu rangkaian dari program ini adalah peluncuran buku cerita anak-anak berjudul ‘BANA - Si Pisang Berjalan-Jalan’. Buku ini merupakan bentuk nyata dari inisiasi ICCFTE yang disampaikan melalui pendekatan yang menarik untuk anak-anak.

Buku tersebut bercerita tentang karakter pisang bernama Bana yang ingin berguna bagi lingkungan sekitar. Buku ini menggambarkan kisah Bana dan teman-temannya selama perjalanan hidup sejak dipetik hingga dikonsumsi. Buku ini diluncurkan dengan harapan agar anak dapat lebih menghargai setiap makanan agar tidak terbuang sia-sia, serta mengerti akan pemanfaatan limbah makanan untuk dijadikan produk lain yang turut bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

“Kami selalu percaya bahwa makanan terlalu berharga untuk dibuang. Hal ini yang menjadi semangat kami untuk terus mengedukasi publik tentang pentingnya menghargai setiap makanan dan mengurangi limbah makanan. Kami juga yakin pengetahuan ini harus diajarkan sejak dini, oleh karena itu Ikea Indonesia bersama Kedutaan Besar Swedia dan Greeneration Foundation memperkenalkan
program ICCFTE,” ujar Food Commercial Manager Ikea Indonesia, Ririh Dibyono.

“Kami mengajak orang tua untuk mendidik anak-anak dan menanamkan kebiasaan baik untuk menghargai makanan melalui cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. Hal ini juga menjadi salah satu upaya IKEA untuk menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang,” tambahnya.

Sebagai produsen yang juga memproduksi makanan, pihaknya, kata Ririh ikut
bertanggung jawab atas mengelola limbah makanan. Untuk itu mereka berupaya
mengurangi limbah makanan berskala industri dengan menggunakan hirarki pengelolaan limbah sebagai pedoman. Dalam hirarki pengelolaan limbah tersebut, mereka fokus pada upaya pencegahan dan daur ulang.

Salah satunya dengan menggunakan teknologi waste watcher, sistem timbangan pintar yang dapat  mengukur dan merekam limbah pangan yang dihasilkan setiap harinya. Selanjutnya, mereka akan menganalisa cara terbaik untuk mengurangi limbah yang dihasilkan berdasarkan laporan tersebut.

Dengan menggunakan sistem itu, mereka berhasil mengurangi limbah makanan sebesar 31% atau setara dengan 15,000 makanan dari 2019 hingga 2020. Sebagai tambahan, mereka bersama Waste4Change juga secara aktif mengelola limbah makanan yang dihasilkan dari dapur untuk menghindari limbah makanan berakhir di TPA dengan mengolah kembali menjadi sumber energi lain seperti kompos.

Tahun ini, bersama dengan Kedutaan Besar Swedia dan Greeneration Foundation, Ikea Indonesia berinisiasi untuk menjangkau anak-anak dalam edukasi limbah
makanan dengan program ICCTFE. Dalam program ICCFTE ini, IKEA menggandeng Greeneration Foundation, organisasi non-profit yang fokus pada pemanfaatan media kreatif dan adaptif dalam mengubah perilaku manusia untuk menerapkan
konsumsi dan produksi berkelanjutan di Indonesia.

“Kami percaya kesadaran akan limbah makanan baik diajarkan oleh orang tua kepada anak sejak usia sedini mungkin. Oleh karena itu, kami sangat senang
mengetahui ada perusahaan seperti Ikea yang memiliki kepedulian yang sama. Kami
yakin perilaku anak akan perlahan berubah, dan mereka akan lebih menghargai makanan yang mereka konsumsi,” jelas Head of Program Division Greeneration Foundation, Muhammad Fahrian Yovantra.

Kedutaan Besar Swedia juga percaya bahwa perubahan dapat dilakukan oleh semua orang, bahkan anak-anak sekalipun. “Swedia memiliki misi untuk menciptakan masyarakat bebas limbah, sehingga manajemen limbah dan daur ulang adalah identitas kami. Merupakan suatu kehormatan bagi Kedutaan Besar Swedia
untuk dapat turut andil dalam program ICCFTE. Kami pun sadar bahwa edukasi akan lingkungan penting untuk dipelajari sejak dini,” ucap Project Officer Kedutaan Besar Swedia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Natasha Kindangen.

Pada akhirnya, Ikea percaya kolaborasi itu dapat mengedukasi orang tua dan anak, tentang pentingnya mengelola limbah makanan dan lebih menghargai apa yang dikonsumsi karena setiap makanan sangat berharga. Mereka juga berkomitmen untuk terus mengupayakan nilai-nilai keberlanjutan pada setiap aktivitas bisnisnya sehingga dapat terus menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi banyak orang. (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya