IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait dimulainya pembelajaran tatap muka (PTM) di beberapa daerah. Namun, IDAI sebelumnya sudah menanggapi rencana pembukaan sekolah tersebut.
"Mohon maaf saat ini dari IDAI belum ada pernyataan lanjutan dari yang sebelumnya sudah rilis," ungkap Sekretaris Humas IDAI dr. Cathrine Mayung Sambo, Sp.A(K) kepada Media Indonesia, Senin (15/3).
Dari pernyataan sebelumnya (1/12/2020), IDAI menegaskan bahwa pembukaan sekolah harus dipersiapkan secata matang. Perlu adanya disiplin hidup bersih dan sehat serta penerapan protokol kesehatan yang dimulai dari rumah sebagai lingkungan terdekat anak.
"Terlepas apakah anak menghadiri kegiatan belajar tatap muka atau tidak, orangtua dan anggota keluarga dewasa diharapkan mulai memperkenalkan 3M, kebiasaan cuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak sejak dini," kata Ketua IDAI Aman B. Pulungan.
Sekolah pun diharapkan tidak membuka lalu kemudian menutup sekolah dalam waktu singkat. Lantaran akan berdampak pada rutinitas keseharian anak dan keluarga.
Kebijakan pembukaan sekolah di masing-masing daerah harus meminta pertimbangan dinas kesehatan dan organisasi profesi kesehatan setempat. Juga harus memperhatikan apakah angka kejadian dan angka kematian Covid-19 di daerah tersebut masih meningkat atau tidak.
"Pihak sekolah hendaknya memenuhi protokol kesehatan dengan memastikan dukungan fasilitas yang memadai sesuai anjuran atau petunjuk teknis yang berlaku sebelum merencanakan mulainya pembelajaran tatpa muka," tuturnya.
Baca juga : DKI Mulai Lakukan Pelonggaran, Tempat Karaoke Sedang Siap-Siap
Dalam pernyataan tersebut, IDAI juga menilai rencana pemerintah mengizinkan pembukaan sekolah masih berisiko tinggi lonjakan terhadap penularan Covid-19. Meski dengan aturan ketat protokol kesehatan, anak berpotensi melanggar protokol kesehatan baik disengaja maupun tidak disengaja.
"Karena anak masih dalam pembentukan berberilaku hidup yang baik agar menjadi kebiasaan rutin di kemudian hari, termasuk dalam menerapkan hidup bersih, dan sehat," terangnya.
Aman mengatakan, peningkatan jumlah kasus yang signifikan terjadi setelah pembukaan sekolah. Hal itu, kata dia, telah dilaporkan di banyak negara, termasuk negara maju, misalnya Korea Selatan, Prancis dan Amerika Serikat.
Oleh karena itu, IDAI menilai pembukaan sekolah dengan kegiatan PTM tetap potensi meningkatkan penyebaran infeksi Covid-19 di lingkungan pendidikan. Sebab, seluruh warga sekolah termasuk guru dan staf memiliki risiko yang sama untuk tertular dan menularkan virus Covid-19.
"Menimbang dan memperhatikan panduan dari WHO, publikasi ilmiah, publikasi di media massa, dan data Covid-19 di Indonesia pada saat ini, IDAI memandang bahwa pembelajaran melalui sistem jarak jauh (PJJ) adalah hal yang lebih aman," ucap Aman.
Adapun, saat ini beberapa daerah tengah mempersiapakan pelaksanaan PTM. Sekolah-sekolah di Kabupaten Bogor sudah memulai ujicoba PTM per hari ini, Senin (15/3).(OL-7)