Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
POTENSI bahaya yang dapat berujung bencana di wilayah Nusantara merupakan keniscayaan. Kondisi ini tidak terlepas dari kenyataan geografis dan geologis serta posisi Indonesia yang berada pada garis ekuator Bumi.
Peristiwa yang berpotensi bencana perlu disikapi setiap warga negara. Pada konteks ini, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan pentingnya dokumentasi kebencanaan. Menurutnya, dokumentasi ini dapat bermanfaat kepada generasi dari masa ke masa.
Ia mencontohkan saat berkunjung ke Universitas Southampton di Inggris, "Setelah kejadian bencana, mereka telah mendesain yang dapat digali untuk menjadi pembelajaran sebagai legacy atau monumen dari peristiwa yang mengguncangkan," kata Muhadjir di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (10/3).
Muhadjir mengatakan bahwa kita belum memiliki catatan-catatan sejarah yang cukup memadai tentang nenek moyang dulu dalam menghadapi dan menanggulangi bencana. "Kecuali ada bentuk peninggalan yang berupa kearifan lokal bangunan atau tata cara hidup yang menggambarkan nenek moyang kita merespons bencana di tempat masing-masing," katanya.
Pada kesempatan itu, ia berpesan kepada BNPB dan BPBD untuk mulai memikirkan, merestorasi, dan merekonstruksi sejarah cara nenek moyang merespons berbagai bencana di Indonesia. Upaya ini belum dilakukan dan akan menjadi suatu pekerjaan yang besar. Langkah ini akan menjadi nilai besar yang tak terhitung.
"Sudah waktunya mendokumentasikan 13 tahun kiprah BNPB untuk monumen dan cerminan agar anak-cucu dapat belajar merespons aneka bencana itu," ujarnya. Dokumentasi ini dapat memuat berbagai pengalaman ketangguhan dari waktu ke waktu. Pengalaman tersebut dapat menjadi knowledge sharing penanggulangan bencana. (OL-14)
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) pada 7-11 Juli 2025 untuk percepatan penanganan darurat banjir di area Jakarta Raya.
Pemprov Riau mendapatkan bantuan berupa satu unit helikopter water bombing untuk membantu pemadaman Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau.
BNPB menyebut wilayah Indonesia masih akan dipengaruhi oleh dinamika atmosfer. Kondisi itu membuat ancaman bencana hidrometeorologi juga masih akan mengintai.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
Sebagai bentuk respons, BPBD Kabupaten Demak bersama sejumlah pihak melakukan penanganan darurat, termasuk penutupan tanggul, pompanisasi di titik kritis.
Lokasi banjir antara lain di Kecamatan Tellulimpoe, Sinjai Utara dan Sinjai Timur. Sedangkan data korban terdampak berjumlah 60 kepala keluarga atau 271 jiwa.
Sembilan Rukun Tetangga (RT) di Jakarta Barat dan Jakarta Utara masih terendam banjir hingga Rabu (9/7) pagi. Ketinggian air bervairasi, mulai 30 centimeter (cm) hingga satu meter.
Selain rob, hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya juga menaikkan status sejumlah pos pantau dan pintu air menjadi siaga hingga siaga 1 atau bahaya.
Sebanyak 35 rukun tetangga (RT) di DKI Jakarta masih dilanda banjir hingga Selasa (8/7) pukul 05.00 WIB. Banjir Jakarta terjadi karena hujan yang intens dan pasang air laut maksimum sejak Senin.
PEMERINTAH Kota Tangerang terus mengupayakan penanganan banjir, khususnya di wilayah Pinang dan sekitarnya, dengan menggencarkan normalisasi drainase.
17 lokasi yang dijadikan warga sebagai tempat mengungsi baik di aula kantor kelurahan, tempat ibadah, hingga sarana pendidikan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melaporkan sebanyak 7.676 kepala keluarga atau setara 30.681 jiwa terdampak bencana banjir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved