MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan pihaknya akan berfokus pada pembenahan tempat-tempat wisata di Tanah Air.
Dia mengaku, jumlah wisatawan bukan sesuatu yang harus diutamakan. Namun, pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism, patut diperhitungkan dengan mengajak masyarakat berkegiatan positif terhadap lingkungan.
Baca juga: Komunitas Cinta Berkain Perjuangkan Jatidiri Bangsa
"Kami enggak akan lagi kejar angka-angka (wisatawan), salah kemarin. Kita kejarnya kualitas saja. Dampak terhadap lingkungan itu yang bakal mengubah destinasi ini ramah lingkungan," kata Sandiaga dalam acara MarkPlus Inc secara virtual, Selasa (9/3).
Menurutnya, dampak adanya pandemi, bisnis di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi dianggap tidak lagi sama, yakni membutuhkan program keberlanjutan untuk pemulihan di bidang tersebut.
"Paket wisata itu harus peduli lingkungan, atraksi yang kekinian. Datang ke wisata, tinggalkan bus-bus yang penuh sesak. Harus ada inovasi dan sekarang ada CHSE (Clean, Health, Safety, and Environment)," kata Sandiaga.
Kemenparekraf sendiri menargetkan jumlah sertifikasi CHSE menjadi 6.500 pada tahun ini. Angka itu diketahui naik dari sebelumnya sebanyak 6.000 pelaku usaha pada 2020.
Sertifikasi tersebut diberikan kepada pelaku usaha pariwisata, destinasi pariwisata, dan produk pariwisata, guna memberikan jaminan keamanan dan kebersihan kepada wisatawan selama pandemi covid-19.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan, adanya pandemi membuat perubahan tren wisata, dengan berkurangnya jumlah kunjungan wisatawan. Namun, kualitas terhadap destinasi diharapkan pihaknya tidak boleh diabaikan.
"Pembukaan pariwisata domestik bertahap, untuk pariwisata mancanegara kita lagi rumuskan. Kita harus mengejar quality juga. Jumlah wisatawan kita jebol jadi empat juta (di 2020). Kita harus gerak cepat dan bergerak bersama-sama," tegas Sandiaga.
Sebelumnya, Sandiaga mengatakan, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dikatakannya turun hingga 75%. Pada 2019, jumlah wisman lebih dari 16 juta. Adapun pada 2020 turun menjadi 4,08 juta kunjungan wisman.
Lalu, jumlah tenaga kerja pariwisata juga mengalami penurunan, yakni menjadi 13,97 juta orang di 2020 dari sebelumnya 14,96 juta orang pada 2019. (OL-6)