Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

KLHK Sebut Titik Panas di Provinsi Riau Menurun 12,2%

Atalya Puspa
28/2/2021 16:34
KLHK Sebut Titik Panas di Provinsi Riau Menurun 12,2%
Api membakar semak belukar pada lahan kosong milik warga di Kelurahan Tanjung Palas Dumai, Riau, Jumat (26/2/2021)( ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan, menurut pantauan hotspot dari web _sipongi.menlhk.go.id_ bersumberkan dari satelite TERRA/AQUA (NASA) dengan confidence level?80% jumlah hotspot atau titik panas di Provinsi Riau sepanjang tahun 2021 periode 1 Januari - 27 Februari 2021 terpantau sebanyak 72 titik.

Jika dibandingkan dengan tahun 2020 pada periode yang sama yaitu sebanyak 82 titik di Provinsi Riau. Maka tahun 2021 terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 12,2%.

"Namun demikian hal ini sungguh untuk menjadi kewaspadaan bersama. Apalagi provinsi Riau memiliki tren dinamika hotspot dengan masa krisis sebanyak dua kali. Bulan Februari ini memang sedang memasuki masa rawan karhutla untuk Provinsi Riau," kata

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Basar Manullang kepada Media Indonesia, Minggu (28/2).

Oleh karena itu, katanya, terdapat beberapa upaya untuk mengantisipasi karhutla khususnya di Provinsi Riau.

Pertama, sebagai langkah antisipasi dan kesiapan pengerahan sumber daya dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Gubernur Riau telah menetapkan status siaga darurat bencana karhutla sebagaimana Keputusan Gubernur Riau Nomor 212/11/2021 selama 259 hari terhitung tanggal 15 Februari - 31 Oktober 2021.

Selain itu, dari hotspot yang terpantau segera dilakukan groundcheck atau verifikasi lapangan apakah hotspot tersebut adalah kejadian karhutla.

"Karena hotspot atau titik panas ini baru merupakan indikasi terjadinya karhutla," katanya.

Adapun, groundcheck dilakukan oleh para petugas lapangan, baik oleh Manggala Agni atau terpadu bersama unsur Polri, TNI, BPBD, atau berdasarkan laporan masyarakat. Jika ditemukan karhutla maka segera dilakukan upaya penanggulangan.

"Penanggulangan karhutla selain melalui operasi penanggulangan dari darat juga dilakukan dukungan operasi melalui udara," ungkap Basar.

Selanjutnya, untuk dukungan operasi udara mulai tanggal 28 Februari 2021 KLHK akan mengirimkan satu unit helikopter tipe Bell-412 untuk memperkuat Satgas Pengendalian Karhutla Provinsi Riau.

"Adapun misi utama operasi udara yang akan dilaksanakan oleh dukungan helikopter ini adalah untuk patroli/pemantauan udara, pemadaman udara, dan evakuasi penyelamatan," bebernya.

Basar melanjutkan, dalam waktu dekat ini KLHK bersama BNPB, BPPT, TNI Angkatan Udara, BMKG dan BPBD Riau juga akan melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Riau dan sekitarnya.

"TMC ini dilakukan dengan maksud untuk membasahi kawasan gambut, mengisi embung, kanal dan kolam retensi untuk menekan potensi terjadinya karhutla," ungkapnya.

Basar merinci, KLHK telah menyiagakan sebanyak 239 anggota Manggala Agni di 5 (lima) wilayah Daerah Operasi (Daops) untuk wilayah Provinsi Riau termasuk Kepulauan Riau.

Daops Brigade Dalkarhutla KLHK di bawah Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatera ini meliputi Daops Sumatera IV (Pekanbaru), Daops Sumatera V (Dumai), Daops Sumatera VI (Siak), Daops Sumatera VII (Rengat), dan Daops Sumatera VIII (Batam).

Patroli pencegahan karhutla dilaksanakan oleh Manggala Agni atau secara terpadu bersama unsur Polri, TNI, tokoh masyarakat dan Masyarakat Peduli Api (MPA). Dalam patroli tersebut selain dilakukan pemantauan lapangan juga memberikan sosialisasi dan kampanye pencegahan karhutla kepada masyarakat.

"Tahun 2021 di wilayah Indonesia terdapat 1.200 desa rawan karhutla yang menjadi sasaran untuk kegiatan pencegahan karhutla," pungkasnya. (Ata/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik