Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengungkapkan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) pada esok hari, Minggu (21/2). Hal tersebut merespon kejadian banjir yang terjadi di sejumlah titik di wilayah Jabodetabek.
"Koordinasi dengan BNPB sudah dilakukan sejak tadi pagi. Operasi TMC segera dilakukan Rencana besok, posko TMC sudah siap sebenarnya dari Desember 2020," kata Hamam kepada Media Indonesia, Sabtu (20/2).
Merujuk hasil TMC redistribusi curah hujan di Jabodetabek 2020, bahwa redistribusi curah hujan mampu mengurangi curah hujan sebesar 21%-47% terhadap curah hujan alamnya.
Baca juga: Menkes Sebut Mobilitas Warga di Libur Imlek tidak Tinggi
"Maka diharapkan dengan penerapan operasi TMC saat ini akan mengurangi potensi kerugian baik secara ekonomi maupun sosial,” ujarnya.
Kepala BBTMC-BPPT Jon Arifian, Kepala BBTMC-BPPT mengungkapkan, BBTMC telah menyiapkan sumber daya berupa peralatan dan logistik terkait yang diperlukan untuk operasi TMC di Lanud Halim Perdanakusuma.
Diakui Jon Arifian, pelaksanaan TMC redistribusi curah hujan untuk mengurangi dampak banjir membutuhkan upaya dan sumber daya yang lebih dibandingkan TMC untuk menambah curah hujan, diantaranya kesiapan pesawat karena masifnya pertumbuhan awan.
"Sebagai gambaran pada operasi TMC redistribusi curah hujan di Jabodetabek 2020, BBTMC mengerahkan sumber daya peralatan seperti pesawat CN 295, Cassa 212-200 dan juga pesawat Piper Chayenne," ungkapnya.
Metode TMC penyemaian awan untuk redistribusi curah hujan yang disiapkan, lanjut Jon Arifian, meliputi metode jumping process dan sistem kompetisi.
Metode jumping process adalah perlakuan penyemaian pada awan-awan di luar wilayah rawan banjir yang pergerakannya mengarah menuju wilayah rawan banjir.
Sedangkan sistem kompetisi adalah menyemai bibit awan yang masih kecil secara masif di daerah rawan banjir. Sehingga awan tersebut tidak sempat berkembang menjadi hujan secara masif atau diupayakan buyar sebelum mencapai wilayah rawan banjir.
Untuk diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai adanya ancaman bencana hidrometeorologi selama beberapa hari ke depan, hingga tanggal 25 Februari 2021. Pasalnya, berdasarkan prediksi BMKG, hujan dengan intensitas lebat dan sangat lebat masih berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah Indonesia, ternasuk Jabodetabek.
"Hari ini kita harus waspada karena puncak musim penghujan masih berlangsung dari Februari sampai awal Maret. Intensitas hujan masih lebat. Lalu pada tanggal 22 intensitas hujan akan menjadi ringan. Selanjutnya, kita harus waspada pada 23 dan 24 mendatang. Hujan intensitas lebat hingga sangat lebat ini akan merata di seluruh wilayah Indonesia," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. (H-3)
Rusaknya ekosistem hulu DAS Citarum secara signifikan meningkatkan bencana banjir di daerah-daerah di sekitar wilayah Bandung, terutama di Bandung Selatan.
Hingga Rabu, (21/5) para korban banjir Grobogan telah lima hari menginap di pengungsian. Mereka mengungsi di Gedung Olahraga (GOR) GOR Tanggirejo.
Menko PMK Pratikno menyampaikan pemerintah serius dalam melakukan penanganan banjir Jabodetabek secara terpadu lintas Kementerian dan Lembaga.
Sebagai respons terhadap bencana tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya memastikan layanan kesehatan tetap berjalan bagi para korban bencana banjir.
Cuaca ekstrim yang menyebabkan hujan deras hingga banjir tersebut mengakibatkan 768 gardu distribusi terdampak, sehingga terpaksa dipadamkan sementara demi keselamatan warga.
Dalam satu hari bencana banjir, longsor, pohon tumbang terjadi di 52 Desa di Kabupaten Bogor dan 14 titik di Kota Bogor.
BNP segera melaksanakan arahan dari Presiden Prabowo Subianto dengan melakukan koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk mempercepat penanganan darurat karhutla di Kalimantan Barat.
BNPB meminta warga Kabupaten Flores Timur untuk tidak kembali ke kampung halaman atau kawasan rawan bencana (KRB) menyusul erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Pemerintah Provinsi Kalbar mencatat luas area terdampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah tersebut mencapai 1.149,02 hektare, per 31 Mei 2025.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja.
Sasaran target OMC pada awan potensial di atas areal gambut yang rawan terbakar, di antaranya di atas lahan gambut di Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjungjabung Timur
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari meminta masyarakat untuk tidak meremehkan tsunami 50 cm akibat gempa Rusia karena tetap bisa membunuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved