Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
SEBANYAK 18.513 dosis vaksin covid-19 disuntikkan ke tenaga kesehatan (nakes) dalam 24 jam terakhir. Angka tersebut merupakan jumlah dari penyuntikan dosis pertama dan kedua vaksinasi covid-19.
"Jumlah tenaga kesehatan yang diunstikkan tahap pertama sebanyak 8.421 orang. Total tenaga kesehatan mendapatkan vaksin tahap pertama sebanyak 1.068.747," tulis data perkembangan harian yang dikeluarkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Minggu (14/2).
Sedangkan jumlah penyuntikan dosis kedua lebih banyak dibandingkan dosis pertama. Sebanyak 10.092 tenaga kesehatan telah mendapatkan penyuntikan vaksin covid-19 dosis kedua.
"Total tenaga kesehatan yang sudah disuntik vaksin covid-19 dosis kedua sebanyak 425.578 orang," tulis data tersebut.
Baca juga : Anggota DPR Minta Vaksinasi Covid-19 Perhatikan Azas Keadilan
Vaksinasi covid-19 untuk tenaga kesehatan secara simbolis dimulai 13 Januari 2021. Adapun target vaksinasi untuk salah satu garda terdepan penanganan covid-19 itu sebanyak 1.468.764 tenaga kesehatan.
Menteri Kesehatan (Menkes ) Budi Gunadi Sadikin mengatakan ratusan ribu tenaga medis batal disuntik vaksin covid-19. Tenaga medis tersebut tidak memenuhi persyaratan.
"Lebih dari 100.000 (tenaga medis) ternyata batal disuntik karena memang mereka dicirikan pernah menjadi penyintas covid-19," ujar Budi dalam konferensi pers secara virtual, Minggu, 7 Januari 2021.
Budi menyebut penyintas covid-19 masih memiliki antibodi yang dapat mencegah kembali terinfeksi virus yang menyerang jaringan pernapasan tersebut. Selain itu, sebagian besar tenaga medis memiliki riwayat komorbid yang tak dapat menerima vaksin.
"Banyak rakyat kita yang darah tinggi juga, sehingga tidak bisa diberikan suntikan vaksinasi pada saat (tekanan) darahnya tinggi," jelasnya. (OL-2)
Diungkap oleh laporan Future Health Index (FHI) 2025 dari Philips, manfaat maksimal hanya bisa dicapai bila ada kepercayaan, transparansi, dan desain yang inklusif.
AIPKI bersama para pimpinan fakultas kedokteran dari seluruh Indonesia sepakat mendukung penuh harapan Presiden untuk menambah tenaga dokter dan tenaga Kesehatan.
KETUA Umum PP PAPDI Eka Ginanjar menilai meski pemerintah memberi karpet merah pada rumah sakit asing atau klinik asing untuk beroperasi di Indonesia, tapi SDM lokal harus dilibatkan.
Rendahnya literasi kesehatan di masyarakat juga menjadi faktor penyebab. Banyak warga tidak memahami siapa saja yang memiliki kewenangan legal untuk memberikan layanan medis.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Oloan menegaskan pentingnya menjaga integritas dan etos kerja selama berada di luar negeri.
Tunjangan sebesar Rp1,5 juta per bulan diberikan bagi guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di pulau-pulau yang lebih dekat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved