KETUA Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjanto mengaku masih kesulitan menemukan kotak hitam berupa perekam suara kokpit atau Cockpit Voice Recorder (CVR) Pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Seperti diketahui, Pesawat Sriwijaya Air Boeing 735-500 classic series dengan kode penerbangan SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak mengalami kecelakaan di perairan Kepulauan Seribu pada (9/1).
Baca juga: Pada Wetlands Day, Pemerintah Terus Lindungi Gambut dan Mangrove
"Pencarian memory unit CVR dikukan tanpa bantuan under water locaton beacon. Kami mencari CVR meraba-raba di dasar laut. Ini jadi kesulitan sendiri yang kita hadapi," kata Soerjanto dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, Rabu (3/2).
Soerjanto mengatakan, pada (12/1), Tim SAR Gabungan telah berhasil menemukan Flight Data Recorder (FDR) milik pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang diperkirakan jatuh di sekitar perairan pulau Laki dan pulau Lancang Kepulauan Seribu.
Data FDR tersebut, berhasil diunduh dengan total 370 parameter, merekam 27 jam penerbangan, termasuk penerbangan SJ-182.
Soerjanto juga menjelaskan, dari temuan awal data Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B), diungkapkan bahwa pesawat terakhir kali memancarkan data pada pukul 14.40 WIB dan menunjukkan pesawat berada di ketinggian 250 kaki dari permukaan laut.
Mesin pesawat, termasuk turbin dikatakan tidak mati saat kecelakaan. Hal ini diindikasi berdasarkan temuan KNKT, soal hancurnya bagian turbin pesawat SJ-182 di dalam laut.
"Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tidak mengalami kerusakan signifikan dalam tiga hari sebelum insiden kecelakaan terjadi. Catatan itu sejak 6 hingga 9 Januari 2021," pungkas Soerjanto. (OL-6)