Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Olimpiade Bahasa Jerman 2021 Digelar Secara Virtual

Basuki Eka Purnama
01/2/2021 05:52
Olimpiade Bahasa Jerman 2021 Digelar Secara Virtual
Para peserta mengikuti Olimpiade Bahasa Jerman 2021 lewat aplikasi Zoom.(Dok Goethe-Institut Jakarta)

LOMBA bahasa Jerman tahunan terbesar di Indonesia, Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional, sukses diselenggarakan secara virtual untuk pertama kali pada tahun ini di tengah pandemi yang masih berlangsung.

Dengan memanfaatkan berbagai platform daring, 665 pelajar bahasa Jerman dari 345 SMA, SMK, dan MA di 28 provinsi saling berkompetisi dalam Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional 2021 yang berlangsung Januari lalu.

Setiap tahun sejak 2010, Goethe-Institut Indonesien menyelenggarakan dan menjadi tuan rumah Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional bekerja sama dengan Ikatan Guru Bahasa Jerman Indonesia (IGBJI) dan dengan dukungan Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Indonesia.

Baca juga: Mau Ikut SNMPTN, Besok Registrasi Terakhir Akun LTMPT

Kompetisi ini diadakan setiap tahun untuk mempromosikan bahasa Jerman di Indonesia serta mendorong siswa/i SMA/SMK/MA menunjukkan kemampuan mereka dalam berbahasa Jerman.

“Olimpiade Bahasa Jerman biasanya menjadi kesempatan untuk bertemu langsung, berkenalan, dan tentu saja saling berbicara dalam bahasa Jerman. Tetapi, pada tahun ini, semuanya berubah akibat pandemi global. Kita harus menjaga jarak. Sempat timbul pertanyaan apakah Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional sebaiknya dibatalkan saja. Namun, setelah berdiskusi panjang lebar dengan para guru, siswa, dan wakil otoritas pendidikan, semua pihak sependapat, Kita tetap akan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya,” kata Direktur Goethe-Institut Indonesien Stefan Dreyer, dalam sambutannya pada upacara penyerahan hadiah secara virtual, Sabtu (30/1).

Tahun ini, 665 siswa berusia antara 15 dan 17 tahun mengawali perjalanan mereka dengan berlomba dalam babak penyisihan pada 7 Januari.

Dengan menggunakan platform digital Zoom dan Moodle, para siswa diuji dalam hal keterampilan menulis, mendengarkan, dan membaca pada tingkat kemahiran bahasa A2 (tingkat pemula lanjutan).

Para peserta selanjutnya disaring menjadi 70 finalis, yang kemudian berlomba dalam babak final pada 28 Januari.

Selama putaran final, ke-70 finalis harus mengerjakan soal-soal kemahiran mendengarkan, menulis, dan berbicara lewat aplikasi Actionbound pada ponsel pintar.

Untuk tes bicara, para finalis diberi waktu 20 menit untuk mempersiapkan dan merekam pidato berdurasi 90 detik mengenai topik yang diberikan dan kemudian mengunggahnya ke aplikasi.

Para pemenang lomba tahun ini diumumkan dalam upacara penyerahan hadiah secara virtual, yang ditayangkan langsung melalui kanal YouTube Goethe-Institut Indonesien pada 30 Januari.

Para pemenang adalah: Frederick Owen Tesalonika (SMA Kristen 1 Penabur Jakarta) sebagai juara satu, Delon Arjuna (SMA Negeri 4 Medan) sebagai juara kedua, Nathanael Farrel Monika (SMA Kristen 1 Penabur Jakarta) di tempat ketiga, dan Nicholas Ciputra (SMA Ignatius Global School Palembang) di tempat keempat.

Setiap pemenang memperoleh beasiswa untuk kursus bahasa Jerman dari Goethe-Institut bernilai senilai Rp17 juta.

Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional edisi digital ini mengalami beberapa rintangan saat penyelenggaraannya. Dalam babak penyisihan, pemadaman listrik dan masalah teknis terjadi di sejumlah lokasi peserta.

Ketua IGBJI Ekadewi Indrawidjaja menyampaikan, “Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional pada tahun ini berlangsung dengan tidak mudah karena semuanya harus berlangsung secara digital. Namun, para guru dan siswa tidak mau dikalahkan oleh masalah tersebut. Semua sudah berhasil mempersiapkan dan mengikuti kegiatan dengan baik.”

Kepala Bagian Kebudayaan dan Informasi pada Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Indonesia Matthias Mueller menambahkan, “Olimpiade Bahasa Jerman Tingkat Nasional memang sebuah lomba, tetapi bukanlah pertandingan serba ketat untuk saling mengalahkan, sebab semuanya mempunyai tujuan yang sama: belajar sebuah bahasa asing. Dengan belajar bahasa asing, kita ingin mencapai pemahaman yang lebih mendalam mengenai berbagai budaya, negara, masyarakat. Memanfaatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam Olimpiade tahun ini merupakan langkah penting ke arah itu." (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya