Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Ojat Darojat menegaskan ijazah yang diterima lulusan UT memiliki civil effect seperti halnya ijazah dari perguruan tinggi negeri (PTN) lainnya di Tanah Air.
“Ijazah yang dikeluarkan oleh UT sama halnya dengan ijazah yang dikeluarkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Indonesia (UI) atau sama dengan yang dikeluarkan oleh PTN lainnya, karena sejak awal UT sah melakukan pendidikan jarak jauh (PJJ),” ujar Ojat dalam pertemuan daring antara Rektor dengan Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi dan Teknologi Pendidikan jalur beasiswa SNMPTN 2020 yang dipantau di Jakarta, Senin (25/1).
Baca juga: Ini Masukkan IDI agar Antibodi Terbentuk Pascavaksinasi Covid-19
Ojat mengatakan, UT merupakan satu-satunya PTN yang dirancang berbeda dengan PTN lainnya. UT yang didirikan pada 1984 merupakan PTN ke-45 yang khusus melakukan PJJ, karena sebanyak 44 PTN lainnya melakukan pembelajaran tatap muka.
Pemerintah saat itu mendirikan UT, agar dapat menampung lulusan SMA secara masif, memfasilitasi para pekerja yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi dan misi utamanya adalah pemerataan pendidikan.
“Saat ini, jumlah mahasiswa UT mencapai 350.000 mahasiswa,” terang dia.
Dia menjelaskan banyak perguruan tinggi yang melakukan pembelajaran tatap muka dan tidak mempunyai izin PJJ, namun melakukan PJJ.
Menurut dia, hal itu bukanlah PJJ melainkan kelas jauh, yang mana saat lulus maka ijazah yang diterima tidak memiliki civil effect seperti hanya dengan ijazah yang dikeluarkan oleh UT.
Ojat berharap mahasiswa UT dapat sukses tidak hanya secara akademis tetapi juga sukses dalam kehidupan bermasyarakat. Pada saat belajar di UT, mahasiswa akan dilatih bagaimana supaya dapat belajar secara mandiri.
“Berbeda halnya dengan perguruan tinggi konvensional, yang mana mahasiswa dimanjakan dalam pembelajaran," ujarnya. (Ant/H-3)
SEKITAR 100 akademisi berkumpul dalam satu inisiatif untuk menembus dominasi publikasi ilmiah internasional di Tangerang pada 21-22 Juni 2025.
Program Kosabangsa menjembatani hasil riset kampus dengan kebutuhan nyata masyarakat, sehingga kampus tidak lagi menjadi menara gading yang terputus dari realitas sosial.
Sebanyak 46 perawat muda Indonesia secara resmi dilepas menuju Wina, Austria, dalam program International Nurse Development Program Scholarship (INDPS) Cycle 2.
Perguruan tinggi di Indonesia didorong meningkatkan upayanya dalam internasionalisasi. Ini diwujudkan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dengan universitas dari Filipina.
Fasilitas yang diresmikan antara lain Lobby Karol Wojtyla, ATMACanteen dan Goa Maria Immaculata.
Semakin banyak mahasiswa internasional kini memilih Inggris atau Kanada sebagai tujuan kuliah.
M Saifulloh menyampaikan komitmennya untuk membawa Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) menjadi pusat pendidikan tinggi yang bereputasi global dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal memilih meninggalkan ruangan acara pelantikan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Didi Sukyadi.
Setiap mahasiswa penerima program Satu keluarga satu Sarjana akan mendapat bantuan Biaya Hidup sebesar Rp1.400.000 per bulan.
Universitas Terbuka secara resmi mengumumkan nama-nama bakal calon Rektor untuk periode 2025–2030.
Mantan Rektor Universitas Paramadina yang juga anggota Senat, Anies Baswedan, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya menjaga nilai-nilai kebersamaan dan harmoni dalam organisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved