Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
INDONESIA seharusnya tidak perlu lagi mengimpor alat rapid test, baik antibodi maupun antigen. Pasalnya, sudah ada dua alat deteksi covid-19 yakni GeNose dan CePAD yang telah memenuhi alat skrining di Tanah Air. Kedua alat tersebut kualitasnya berstandar internasional dan merupakan hasil karya anak negeri.
Hal itu disampaikan Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro di Jakarta, kemarin. "Semoga tidak ada lagi cerita kita tergantung impor, hanya untuk keperluan rapid test. Kita sudah bisa menghasilkannya, baik untuk rapid antibodi, maupun yang hari ini antigen," kata Bambang.
GeNose merupakan alat deteksi covid-19 melalui embusan napas yang dibuat Universitas Gadjah Mada (UGM). Adapun, CePAD merupakan alat rapid test antigen hasil inovasi Universitas Padjajaran (Unpad).
Keunggulan lain, GeNose dibandrol dengan harga bersaing yakni Rp62 juta per unit dan sudah memenuhi segala persyaratan untuk dipasarkan setelah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Bambang meminta pimpinan kementerian, lembaga, instansi perusahaan dapat memanfaatkan alat skrining covid-19 buatan dalam negeri tersebut. Menristek mendorong penggunaan GeNose dan rapid test antigen CePAD dapat masif di ruang publik. Dengan begitu, kegiatan ekonomi tetap bisa berjalan.
Keberhasilan UGM dalam menciptakan GeNose tersebut mendapat sambutan hangat, seperti dari Pemprov Jawa Tengah dan Pemda DI Yogyakarta yang akan memborongnya.
Sekda DI Yogyakarta Kadarmanta Baskara Aji memperkirakan GeNose produksi UGM yang mudah dioperasionalkan bakal menyingkirkan alat rapid test antibodi yang sudah ada sebelumnya.
Pemda DI Yogyakarta memastikan akan memakai GeNose C19 setelah diproduksi massal. Alat ini disebut akan membantu proses screening potensi penyebaran covid-19 di tengah perkembangan kasus yang terus bertambah banyak.(AT/H-1)
Pemeriksaan GeNose C19 di Terminal Pulogebang akan dilakukan secara random sampling.
Penumpang harus memastikan dirinya sehat dan membawa tiket kereta api untuk bisa tes GeNose.
Biaya layanan untuk pemeriksaan GeNose C19 di Stasiun Gambir juga sebesar Rp20 ribu. Waktu operasional pemeriksaan setiap hari pukul 07.00-19.30 WIB.
PT KAI Daop 1 Jakarta kembali mengimbau para calon pengguna yang akan menggunakan layanan tes di stasiun agar melakukan pemeriksaan H-1 atau satu hari sebelum jadwal keberangkatan.
Pada saat melakukan pembelian tiket Kereta Api Jarak Jauh, pelanggan dapat menambahkan layanan pemeriksaan GeNose C19 langsung pada aplikasi KAI Access
Kereta Api menjadi moda yang paling awal menerapkan pemeriksaan GeNose C19. Hingga 28 Maret 2021, KAI telah melayani 345.668 peserta pemeriksaan GeNose C19 di Stasiun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved