Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Seluruh Komponen Harus Laksanakan Protokol Kesehatan

Atalya Puspa
29/12/2020 21:02
Seluruh Komponen Harus Laksanakan Protokol Kesehatan
Cuci tangan pakai sabun.(MI/Adi Maulana Ibrahim)

HINGGA kurun waktu hampir 10 bulan penanganan pandemi covid-19 di Tanah Air, belum ada satu pun yang dapat mengetahui akhir waktu penyakit yang disebabkan SARS-CoV-2 itu. Hal itu juga terjadi di sebagian besar negara-negara di dunia, yang masih berlomba untuk menangani pandemi hingga saat ini.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyampaikan itu. Berkaca dari berbagai dinamika yang dihadapi Indonesia dalam penanganan covid-19, Doni masih melihat ada langkah-langkah positif yang pernah diraih.

"Kami juga belum tahu kapan covid-19 akan berakhir. Tapi di sela-sela dinamika yang terjadi, kami melihat ada langkah-langkah yang sangat positif pernah diraih," ucap Doni dalam Webinar: Kaleidoskop Kebencanaan 2020 dan Prediksi Fenomena Serta Potensi Bencana Tahun 2021 secara daring di Jakarta, Selasa (29/12).

Menurut catatan, Indonesia pernah mengalami kenaikan kasus covid-19 yang siginifikan pada akhir September 2020. Kemudian, pemerintah Indonesia melalui Satgas Penanganan Covid-19 mampu menekan angka kasus hingga berada jauh di posisi rata-rata global pada 10 November 2020, melalui upaya sinergitas seluruh komponen pemerintah pusat bersama pemerintah daerah dan masyarakat.

"Kemudian kami mampu menekan angka kasus tersebut sampai ke posisi di angka 12,12 persen (dari rata-rata kasus global) yaitu tepatnya pada 10 November 2020," ungkap Doni.

Menurut Doni, upaya dan strategi pemerintah dalam rangka memerangi covid-19 dengan pelibatan aktif seluruh komponen tergolong langkah yang sangat tepat. Terlebih adanya dukungan penuh dari masyarakat melalui penerapan protokol kesehatan secara disiplin.

"Ini merupakan strategi yang tepat. Ketika pemerintah pusat bersama pemerintah daerah dan segenap komponen masyarakat lain ikut mendukung peningkatan disiplin dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan, kita bisa menurunkan jumlah kasus aktif dengan jumlah yang cukup signifikan," kata Doni.

Adapun dalam kurun waktu satu bulan terakhir, Doni menyadari penurunan tingkat kepatuhan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan. Hal itu kemudian memicu penurunan tingkat kesembuhan hingga 2,7 persen dari angka global.

"Yang semula pada 10 November 2020 angka kesembuhan berada pada posisi 84,57% (dari rata-rata global), saat ini menurun sebanyak 2,75%, menjadi 81,82%," katanya.

Dengan melihat penurunan angka kepatuhan yang memicu tingkat kesembuhan pasien covid-19, Doni kembali mengingatkan bahwa upaya untuk menekan pandemi di Tanah Air harus dilakukan secara serentak dan bersama-sama.

"Oleh karenanya, upaya untuk menekan kasus ini harus betul-betul dilakukan secara serentak dan bersama-sama," jelas Doni.

Di sisi lain, Doni juga optimistis bila seluruh komponen dapat bergerak bersama untuk saling mengingatkan tentang pentingnya protokol kesehatan 3M untuk memutus mata rantai penularan covid-19. Dengan demikian, angka kasus dapat ditekan dan diturunkan, sebagaimana yang pernah dicapai pada periode sebelumnya.

"Kalau ini bisa kita lakukan, contoh sudah pernah terjadi kita mampu kita bisa. Artinya kita semua harus bisa bekerja keras untuk mengingatkan siapa saja orang-orang di sekitar kita," kata Doni.

Lebih lanjut, Doni juga mengingatkan bila seseorang yang sudah disiplin tapi abai dan membiarkan orang di sekitarnya tidak patuh pada protokol kesehatan, hal itu dapat menjadikan upaya pencegahan covid-19 menjadi sia-sia.

"Kita tidak cukup hanya diri sendiri yang disiplin, tetapi membiarkan orang lain di sekitar kita tidak disiplin," kata Doni. "Dan itulah suatu proses kita pun cepat atau lambat bisa terpapar covid-19," pungkasnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya