Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.
AKADEMISI Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam Tim Sinergi Mahadata menyampaikan hasil penelitian dan memberikan 17 rekomendasi dalam menghadapi potensi lonjakan kasus Covid-19 akibat libur akhir tahun.
"Pesan utama yang disampaikan oleh Tim Sinergi Mahadata UI Tanggap Covid-19 adalah agar masyarakat bersama-sama menjaga supaya tidak terjadi peningkatan kasus pada liburan akhir tahun," kata Wakil Ketua Tim Sinergi Mahadata UI dan Peneliti Kluster Medical Technology FKUI dr Damar Susilaradeya, MRes, Ph.D dalam keterangannya, Kamis (24/12).
Rekomendasi tersebut disampaikan pada seminar online bertajuk 'Liburan Akhir Tahun dan Pandemi Covid-19'. Penelitian dan rekomendasi tersebut dilakukan dan disampaikan oleh Tim Sinergi Mahadata UI Tanggap Covid-19 yang terdiri atas anggota lintas disiplin ilmu yang diketuai Prof. Dr.dr. Budi Wiweko, Sp.OG(K)., MPH, Vice Director IMERI FKUI.
"Berdasarkan hasil analisis data mobilitas kerja sama UI dengan Facebook Data for Good, selalu terdapat peningkatan mobilitas pada saat
liburan yang kemudian diikuti dengan lonjakan kasus Covid-19," kata Damar.
Lebih jauh, Damar menjelaskan kegiatan penelitian ini berjudul 'Evaluasi Pergerakan, Perilaku, dan Penerapan Aturan dalam Pelaksanaan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) berbasis Maha Data Geospasial: Peta Skoring PSBB Indonesia' ini didukung oleh Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Tahap 2 dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Rekomendasi yang diberikan Tim Sinergi Mahadata UI Tanggap Covid-19 adalah:
1. Mengurangi cuti bersama untuk mengurangi pergerakan penduduk antar
kota/provinsi.
2. Meningkatkan tes, pelacakan dan isolasi kasus COVID-19.
3. Membuat dan mengevaluasi kebijakan yang membatasi mobilitas masyarakat untuk mengurangi laju peningkatan kasus.
4. Perlu perhatian khusus untuk mengurangi laju peningkatan kasus di akhir tahun ini mengingat kapasitas rumah sakitm, yang mencakup tidak hanya tempat tidur, alat kesehatan, atau obat, tetapi juga tenaga kesehatan, yang terbatas.
5. Memberikan pesan edukasi:
a. Tidak keluar rumah kecuali untuk kegiatan yang sangat penting (misal harus bekerja untuk memperoleh penghasilan).
b. Jika harus keluar rumah, selalu mentaati protokol kesehatan dengan
konsisten dan benar.
6. Melakukan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan di tempat umum.
7. Perlu komunikasi publik yg intensif dengan menggunakan semua media
komunikasi dan pelibatan masyarakat.
8. Pemahaman masyarakat tentang COVID-19 masih banyak yang salah. Salah satu contohnya adalah masyarakat belum paham bahwa risiko penularan Covid-19 lebih tinggi di ruang tertutup dari pada di ruang terbuka.
9. Masyarakat sosiekonomi rendah memerlukan perhatian ekstra untuk
diberikan edukasi mengenai bahaya Covid-19.
10. Saat ini, memakai masker, menjaga jarak dengan orang lain, dan sebisa mungkin tinggal di rumah merupakan pilihan moral: cara terbaik untuk kita mencegah menyakiti diri sendiri dan orang lain. Kurangi risiko tertular Covid-19.
11. Masalah kesehatan jiwa dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang terhadap protokol kesehatan. Kita perlu belajar mengelola rasa bosan dan kesepian, agar dapat merasa nyaman dengan apa yang ada di sekeliling kita saat ini, sehingga mencegah timbulnya ansietas dan depresi.
12. Perlu strategi untuk meningkatkan kepercayaan terhadap masyarakat
terhadap nakes dan pemerintah.
13. Memilih dengan saksama tokoh otoritas selain pemerintah dan nakes sebagai penyampai pesan sebab bisa menjadi boomerang. Pesan akan lebih baik jika datang dari asosiasi profesi nakes dan instansi pemerintah.
14. Terlepas dari dampak resesi dari pandemi, proporsi masyarakat yang hendak berlibur akhir tahun tidak sedikit. Tentu saja hal ini berpotensi meningkatkan transmisi dan untuk itu diperlukan mitigasi yang matang.
15. Dari temuan lapangan, masyarakat terkonfirmasi mengurangi pola konsumsinya, terutama untuk barang-barang sekunder dan tersier. Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah terutama insentif untuk sektor retail non makanan agar terbantu di saat pandemi.
16. Kebijakan regulasi masih menjadi hal strategis (utama) agar efektivitas program 3M dapat dilaksanakan dengan baik. Pengaturan yang
rigid mengenai hal ini, dilekati dengan sanksi menjadi dorongan yang memaksa masyarakat untuk patuh terhadap norma yang sifatnya paksaan
(imperatif) ketimbang pilihan (fakultatif).
17. Norma Paksaan (Imperatif) dilekati dengan sanksi yang tegas terhadap pelanggaran, diharapkan dapat mendisiplinkan masyarakat untuk melaksanakan 3M. (Ant/R-1)
Ivan meyakini setiap alumni UI layak mendapatkan dukungan yang nyata agar bisa melangkah lebih jauh.
Apabila aset UI dikelola secara produktif akan dapat membantu subsidi bagi Uang Kuliah Tunggal atau UKT bagi mahasiswa.
Upaya ini merupakan langkah UI meningkatkan kualitas pendidikan yang bertaraf internasional yang pada ujungnya meningkatkan revenue bagi universitas.
SEJUMLAH anak berbakat dari Pulau Morotai, Maluku Utara, tiba di Kampus UI Depok. Ini menjadi babak baru dalam perjalanan Ekspedisi Patriot UI di Morotai.
PENGACARA terkemuka di Asia, Pramudya A. Oktavinanda, mendaftarkan diri menjadi salah satu kandidat Ketua Ikatan Alumni (Iluni) Universitas Indonesia periode 2025-2028.
UI mendorong semua pihak yang mendapatkan tekanan atau ancaman pemerasan untuk melapor pada pihak kepolisian.
Ribuan warga Kota Ternate, Maluku Utara, menerima layanan kesehatan gratis dan edukasi medis dalam kegiatan BUMI 3.0 yang digelar FKUI dan alumni FKUI angkatan 1994 (Komet'94).
Di tengah kondisi banjir yang melanda wilayah Jabodetabek, FKUI turut menyoroti pentingnya akses layanan kesehatan bagi masyarakat yang terdampak.
Dies Natalis ke-75 FKUI bukan sekadar perayaan tapi juga refleksi perjalanan panjang FKUI dalam mencetak saintis dan profesional medis berkualitas dan mampu berkontribusi bagi bangsa.
50% pasien kanker prostat di Indonesia baru melakukan deteksi ketika kondisi penyakitnya telah berada pada stadium lanjut.
Pada dasarnya, terlalu banyak mengonsumsi garam dapat memicu darah tinggi atau hipertensi, sementara hipertensi merupakan pemicu utama penyakit ginjal kronis.
Walapun sudah ada InPres No. 67 tahun 2021 untuk TB, tetapi target eliminasi tuberkulosis di 2030 masih merupakan tantangan amat besar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved