Kamis 17 Desember 2020, 15:34 WIB

Dua Orangutan Selundupan Dipulangkan ke Indonesia

Atikah Ishmah Winahyu | Humaniora
Dua Orangutan Selundupan Dipulangkan ke Indonesia

AFP/ Lillian Suwanrumpha
Orangutan dalam kandang sebelum dipulangkan dari Thailand ke Indonesia, Kamis (17/12/2020). AFP/ Lillian Suwanrumpha

 

DUA orangutan terancam punah yang diselundupkan ke Thailand tiga tahun lalu dikembalikan ke Indonesia pada Kamis (17/12). Mereka akan menjalani rehabilitasi sebelum dilepasliarkan ke alam liar.

Ung Aing dan Natalee merupakan orangutan Sumatera berusia empat tahun. Keduanya dibawa dari pusat penyelamatan satwa liar di provinsi Ratchaburi ke bandara Bangkok, sebelum diterbangkan ke Indonesia di mana mereka awalnya akan tinggal di pusat rehabilitasi di Jambi.

Dua orangutan sumatera diangkut ke pelabuhan bea cukai bandara di dalam kandang sebelum mereka dipulangkan dari Thailand ke Indonesia. AFP/Lillian Suwanrumpha

Direktur di divisi Thailand untuk perlindungan fauna dan flora liar, Suraphong Chaweepak mengatakan, sebelum diterbangkan pasangan itu diberi makan pisang dan apel hijau, serta dinyatakan bebas dari covid-19 setelah menjalani tes.

"Ini adalah pemulangan orangutan yang kelima ke Indonesia sejak 2006," kata Prakit Vongsrivattanakul, seorang pejabat di Departemen Taman Nasional, Margasatwa dan Konservasi Tanaman Thailand di bandara.

Baca juga :Badan POM Terus Uji Efektivitas Vaksin Covid-19

Sebanyak 71 orangutan kini telah direpatriasi ke Indonesia dari Thailand.

Kedua kera besar itu ditangkap di perbatasan Thailand-Malaysia pada 2017 dan setelah para penyelundup diadili, Thailand setuju untuk mengirim mereka kembali ke Indonesia.

Orangutan diburu secara ilegal dari hutan untuk dimakan, diambil bayinya untuk perdagangan hewan peliharaan domestik dan internasional, atau untuk obat tradisional.

World Wildlife Fund memperkirakan hanya ada sekitar 100 ribu orangutan Kalimantan yang tersisa di alam liar dan sekitar 7.500 orangutan Sumatera.

Selain perburuan liar, populasinya menurun karena perusakan habitat akibat penebangan besar-besaran dan penggantian hutan dengan tanaman komersial seperti kelapa sawit. (CAN/OL-2)

 

Baca Juga

Ist

Kenalkan Produk Mi Terbaru, Whymee by Burgreens Gelar Tur Restoran

👤Media Indonesia 🕔Kamis 01 Juni 2023, 19:17 WIB
Whymee by Burgreens mempersembahkan program tur restoran dan bar kekinian yang menarik dengan nama “Slurp Around the...
Dok. UGM

UGM Masuk 50 Perguruan Tinggi Terbaik THE Impact Ranking 2023

👤Agus Utantoro 🕔Kamis 01 Juni 2023, 19:13 WIB
THE merupakan satu-satunya lembaga pemeringkat yang mengukur kontribusi universitas-uniiversitas di dunia berdasarkan 17 TPB yang...
Ist

Komisi X DPR Dukung Tambah Anggaran Perpusnas

👤mediaindonesia.com 🕔Kamis 01 Juni 2023, 18:18 WIB
Perpusnas telah mengajukan usulan tambahan pada RAPBN TA 2024 untuk penguatan literasi dan kualitas layanan internal sebesar Rp383,16...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya