Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Disiplin 3M Selama Libur Panjang

Ferdian Ananda Majni
04/12/2020 07:34
Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Disiplin 3M Selama Libur Panjang
Petugas menegur wisatawan yang tidak memakai masker di kawasan wisata Telaga Sarangan, Magetan, Jawa Timur.(ANTARA/Siswowidodo)

MASA libur panjang Natal dan Tahun Baru mendatang, diharapkan jangan menjadi musim panen kasus. Satgas Penanganan Covid-19 menegaskan hal ini cukup beralasan karena dari pengalaman pada masa libur panjang sebelumnya, peningkatan jumlah penambahan kasus terkonfirmasi positif akan terjadi sekitar 2 pekan setelahnya.

"Setiap periode libur panjang berlangsung, panen kasus pasti akan terjadi pada 10-14 hari setelahnya," ungkap Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan covid-19 di Graha BNPB, yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (3/12).

Baca juga: Jangan Sampai Keterbatasan Alat Kesehatan Hambat Hak Masyarakat

Dalam mengantisipasi masa libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021, Satgas Covid-19 Pusat menyarankan ada beberapa hal yang harus dijadikan pelajaran untuk mengantisipasi kenaikan kasus.

Pertama, kepada seluruh kepala daerah untuk mengoptimalisasi penegakkan disiplin terhadap protokol kesehatan.

"Lakukan ini tanpa pandang bulu kepada seluruh masyarakat," tegas Wiku.

Pemerintah daerah harus berani dan tegas membubarkan kerumunan dan melakukan amplifikasi kampanye 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Masyarakat harus mengerti bahwa di masa pandemi ini, aplikasi 3M merupakan kewajiban dan bukan pilihan.

Kedua, masyarakat diminta bijaksana dan sadar meminimalisasi mobilitas. Karena, dari hasil temuan dari Yilmazkuday pada 2020, peningkatan intensitas untuk tetap di dalam rumah.

Dari hasil studinya, dengan menurangi kunjungan ke area publik sebesar 1% sudah dapat mengurangi puluhan kasus dan kematian akibat covid-19 per minggu.

"Temuan ini harusnya dapat memotivasi kita semua untuk mengambil pilihan bijak yaitu tinggal di rumah dan menghindari keramaian," ungkap Wiku.

Meski sulit, Wiku berharap masyarakat sepenuhnya sadar bahwa pilihan mengurangi kunjungan ke area publik adalah untuk melindungi diri sendiri dan utamanya orang-orang terdekat.

Ketiga, ada beberapa alternatif kegiatan lainnya yang dapat dipilih dalam mengisi masa libur Natal dan Tahun Baru 2021. Seperti virtual tour ke tempat-tempat wisata dan lainnya. Atau bisa juga memilih untuk staycation (stay vacation).

Pada prinsipnya, pilihan kegiatan tersebut memungkinkan masyarakat untuk berlibur tanpa menimbulkan kerumunan, yang tentunya meminimalisir potensi penularan covid-19.

"Meski demikian, dalam pelaksanaan kegiatan ini, saya tetap ingatkan kepada masyarakat untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan," pesan Wiku.

Diberitakan sebelumnya, pada 2020 terdapat 3 periode libur panjang yang menjadi bahan evaluasi pemerintah. Yaitu, libur panjang Idul Fitri 22-25 Mei 2020, libur panjang HUT RI pada 17, 20-23 Agustus 2020, dan dan libur panjang 28 Oktober-1 November 2020.

Pada libur panjang Idul Fitri berdampak pada peningkatan kasus positif sebesar 69% sampai dengan 93% pada 28 Juni 2020. Lalu, libur panjang periode HUT RI, berdampak pada peningkatan kasus positif sebesar 58% sampai dengan 118% pada pekan 1 sampai dengan 3 September 2020.

Dan, pada libur panjang akhir Oktober dan awal November, berdampak pada peningkatan kasus positif sebesar 17% sampai 22% pada 8 sampai 22 November 2020. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik