Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TATA rias tradisional sudah bukan hal yang kuno atau ketinggalan zaman lagi. Pasalnya, kini banyak penata rias tradisional yang mampu menyelaraskan sesuai selera pasar tetapi tetap bisa bercirikan khas tradisional.
Biasanya acara yang paling kental dengan tata rias tradisional ialah acara pernikahan, mulai dari foto prewedding, pernikahan adat berlangsung, sampai resepsi. Kedua pasangan memakai busana hingga tata rias tradisional, tetapi sering kali calon pengantin bingung untuk menentukan rias pengantin maupun busana mana yang cocok untuk mereka di hari pernikahan mereka.
Hal ini menjadi peluang yang menjanjikan seperti dilakukan Fitri Liza, pemilik Sanggar Liza. Sanggar Liza merupakan sanggar tata rias dan tata busana tradisional yang berdiri sejak 1978.
Pada awalnya, sanggar ini merupakan salon kecantikan wajah dan rambut dan kini berkembang menjadi sanggar tata rias, sanggar tata busana, fotografi, upacara adat, kursus tata rias dan kafe, sesuai dengan visi sanggar tersebut yaitu menjadi perusahaan one stop wedding service.
“Inovasi, kreativitas serta profesionalisme merupakan salah satu kiat kami dalam menarik pelanggan, sehingga konsumen yang telah dilayani mencapai ribuan pasangan dengan harga penawaran paket yang beragam yang ditawarkan kepada konsumen bersifat kustomisasi (disesuaikan),” ungkap Fitri dalam keterangannya, Sabtu (21/11).
Keunggulan lain dari layanan Sanggar Liza ialah website interaktif (www.sanggarliza.co.id) yang menampilkan koleksi lengkap seluruh busana, aksesoris, dan perlengkapan pengantin secara lengkap. Konsumen bisa memilih secara online tanpa harus datang ke ruang pamer Sanggar Liza sehingga bisa efisiensi waktu dan tenaga.
Baca juga: Inilah Ragam Manfaat Buah Naga
Beberapa waktu belakangan ini, Sanggar Liza pun tengah membuat konten editorial media sosial pada kanal Youtube Sanggar Liza, mengenai 'Ragam pengantin Indonesia' yang membahas tata rias pengantin di beberapa daerah Nusantara.
Saat ini, daerah yang telah dibahas oleh Sanggar Liza antara lain Tata Rias Pengantin (TRP) Betawi, TRP Yogyakarta, TRP Solo, TRP Palembang, dan TRP Minang. Ke depan akan masih banyak lagi ragam rias pengantin yang akan diangkat.
"Sanggar Liza mengangkat ragam pengantin Indonesia ini memiliki tujuan agar kaum milenial yang saat ini banyak mendapatkan pengaruh budaya luar, tetap mengetahui asal usul budaya sendiri khususnya di dunia rias yang saat ini sedang booming," lanjut Fitri.
Para calon pengantin dan para makeup artist juga dapat memiliki referensi saat akan menggunakan adat tertentu, sehingga tidak terlalu jauh keluar dari pakem tradisional bila ingin memodifikasinya.
Untuk informasi lebih lanjut bisa mengunjungi akun Instagram @sanggar_liza , @lizaboutique, @liza_photography, @liza_beauty_course, atau bisa halaman Facebook Sanggar Liza. (RO/S-2)
Transformasi digital di sektor keuangan Indonesia berkembang begitu pesat. Itu ditandai dengan adopsi teknologi pada sistem pembayaran yang semakin meningkat.
Indonesia Emas 2045, sebuah visi besar untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan nasional, menempatkan ekonomi digital sebagai salah satu pilar utama.
Perkembangan teknologi di era digital ini semakin pesat dan telah menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satunya yakni transformasi di bidang perekonomian dan keuangan.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dan permintaan konsumen yang semakin beragam menyebabkan model layanan keuangan tradisional sudah tidak relevan bagi konsumen
Kreator digital di Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk budaya online dan menggerakkan ekonomi kreatif.
Peeba Indonesia sebagai sebuah platform grosir digital, mengeksplorasi bagaimana tantangan-tantangan yang dialami para pemilik merk dapat dijawab dengan teknologi.
tarian Sulawesi Tengah sebagai simbol dan ciri khas budaya setempat, tercipta dari kebiasaan dan adat istiadat masyarakat Sulawesi Tengah
KETUA Umum Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), Beky Mardani meminta Betawi tidak dianaktirikan dalam revisi Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang DKI Jakarta.
Presiden Jokowi berhalangan hadir pada Perayaan 20 Tahun Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) karena tengah berada di luar negeri untuk melakukan kunjungan kenegaraan.
Pada kesempatan itu, Presiden Direktur PT MAS Nanang juga menyantuni 37 yatim piatu dan memberi beasiswa kepada tiga mahasiswa politeknik berprestasi dari desa sekitar kawasan PT MAS.
Dewi menilai sejauh ini perempuan adat masih kerap menerima perlakuan diskriminatif secara sistemik.
Karya film pendek itu berangkat dari fenomena yang tengah terjadi di masyarakat, yang kini lebih memilih budaya modern dalam mewujudkan karya arsitektur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved