Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
MENGAMBIL momentum peringatan Hari Anak Sedunia pada 20 November tahun ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Puspayoga mengingatkan pembangunan bangsa sudah saatnya mengedepankan dan berbasis hak anak, meski saat ini pandemi covid-19 menjadi salah satu tantangan.
“Salah satu tantangan nyata yang saat ini kita hadapi bersama adalah pandemi covid19. Bencana nonalam ini memberikan dampak masif bagi berbagai aspek kehidupan, terutama anak-anak,” ujar Bintang dalam acara Peringatan 30 Tahun Ratifikasi Konvensi Hak Anak dan Peringatan Hari Anak Sedunia di Jakarta, kemarin.
Ia melanjutkan, bentuk tantangan tersebut ialah munculnya ancaman stres pada anak, pendidikan yang kurang efektif, bahkan isu kekerasan terhadap anak karena memang rutinitas sehari-hari telah berubah. Menurut Bintang, pembangunan inklusif yang mengedepankan hak-hak anak harus tetap menjadi prioritas dan perhatian utama semua pihak.
Dalam kaitannya dengan hal ini, Bintang melanjutkan, selama masa 30 tahun setelah ratifikasi Konvensi Hak Anak, Indonesia telah
melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan ramah anak, termasuk memperbaiki regulasi.
Adapun pada tahun ini tema yang diangkat, yaitu A day to reimagine a better future for every child atau menata masa depan anak yang lebih cerah. Dari tema tersebut, Unicef (Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa) Indonesia mengambil fokus pada pembahasan perubahan iklim dunia. Dalam peringatan puncak Hari Anak Sedunia, sejumlah anak mengisahkan upayanya dalam menanggulangi perubahan iklim.
“Langkah yang saya ambil adalah membantu melanjutkan kampanye di media sosial mengenai aksi perubahan iklim serta memulai gaya hidup ramah lingkungan dengan penggunaan tas yang dibawa dari rumah sehingga mengurangi pemakaian kantong plastik sekali
pakai,” ujar perwakilan Unicef Indonesia dari Riau, Shafa Amirah Siregar. (Wan/Ata/H-1)
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved