Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Melacak Keamanan Pangan Kebutuhan Konsumen dan Industri

Mediaindonesia.com
17/11/2020 18:00
Melacak Keamanan Pangan Kebutuhan Konsumen dan Industri
.(MI/Adam Dwi)

KESEHATAN menjadi kepedulian masyarakat di tengah pandemi. Hal tersebut berlaku pula pada keamanan pangan yang dijual. Sebagian besar konsumen menilai perusahaan bertanggung jawab atas hal itu.

Kekhawatiran utama konsumen tentang keamanan pangan meliputi kebersihan dapur restoran dan kebersihan pramusaji, wabah yang menular melalui makanan, penyakit yang disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi, serta penarikan makanan dan minuman. Konsumen mengatakan mereka tidak akan mudah memaafkan bila mengalami insiden yang berkaitan dengan makanan.

Sebanyak enam dari 10 orang mengatakan tidak akan kembali ke restoran yang membuat mereka terjangkit penyakit yang ditularkan melalui makanan atau mengalami keracunan makanan. Menurut 80% konsumen, perusahaanlah yang bertanggung jawab menerapkan solusi keamanan pangan dan memastikan bahwa semua makanan mereka betul-betul aman.

Sebagian besar konsumen (70%) sangat ingin tahu cara makanan dan bahan-bahannya diproduksi, dipersiapkan, dan dikelola. Sebanyak 69% mengatakan bahwa sumber makanan yang mereka konsumsi juga penting untuk diketahui. 

Dengan meningkatnya perhatian orang pada masalah kesehatan dan gaya hidup sehat, tak mengejutkan bila konsumen dan para pemimpin di industri makin tertarik pada sumber, kualitas, dan keamanan makanan mereka. Akan tetapi, ada kesenjangan antara yang diyakini konsumen dan yang dipikirkan oleh para pemimpin di industri ini.

Sebanyak tujuh dari 10 (69%) pemimpin di industri makanan dan minuman mengatakan bahwa industri ini sebenarnya siap untuk mengelola traceability dan transparansi makanan, tapi hanya 35% konsumen yang setuju. Malahan, hanya 13% konsumen yang merasa bahwa industri benar-benar siap mengelola traceability makanan mereka dan transparan tentang cara makanan mereka didistribusikan pada supply chain yang ada.

Di sisi pemimpin, hanya 27% yang yakin bahwa mereka benar-benar siap. Sayangnya, ini bukanlah tantangan jangka pendek. Sebab, separuh (51%) pemimpin yang disurvei mengakui bahwa pemenuhan ekspektasi konsumen akan menjadi tantangan sampai lima tahun ke depan.

"Studi kami menunjukkan bahwa di saat industri berusaha memastikan supply chain yang lebih transparan, masih banyak yang harus dilakukan untuk memperbaiki kepercayaan konsumen dan meningkatkan traceability makanan,” kata Tracy Yeo, Country Lead for Indonesia, Zebra Technologies Asia Pacific, saat mengumumkan Food Safety Supply Chain Vision Study. Studi ini menyoroti pandangan konsumen dan para leader di industri makanan dan minuman di seluruh dunia tentang masalah keamanan, traceability (bisa tidaknya produk dilacak hingga ke asalnya), dan transparansi produk makanan dan minuman mulai dari distribusi dan pergudangan hingga ke toko-toko grosir dan restoran.  

Perusahaan biasanya memiliki lebih banyak informasi yang dapat diberikan kepada konsumen agar tingkat kepercayaan mereka terhadap asal sumber makanan semakin membaik. Studi Zebra mendapati bahwa teknologi dapat memainkan peranan penting untuk mengatasi kesenjangan antara pemain industri dan konsumen, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Mayoritas (90%) pemimpin di industri makanan dan minuman mengakui bahwa investasi mereka pada solusi yang fokus pada traceability akan memberikan keuntungan kompetitif. Soalnya, dengan solusi itu mereka dapat memenuhi ekspektasi konsumen.

Ketika ditanya manfaat utama solusi track and trace berbasis teknologi, enam dari 10 pemimpin itu menyebut antara lain menurunnya risiko berkat penanganan yang lebih baik, pengiriman, penyimpanan, serta tracking produk yang mudah rusak. Lalu sebanyak 41% pemimpin di industri makanan dan minuman menyatakan bahwa RFID tag lebih baik dibandingkan teknologi lain dalam hal meningkatkan traceability produk makanan di dalam supply chain.

Namun saat ini, baru 31% perusahaan yang menggunakan teknologi ini. Mobile computer dan tablet, mobile barcode label printer, scanner, dan label serta tag khusus akan menjadi faktor utama bagi perusahaan untuk meraih kepercayaan konsumen dan memberikan informasi yang lebih transparan kepada para konsumen mereka.

Sekitar 90% pemimpin di industri makanan dan minuman punya ekspektasi akan menggunakan rugged handheld mobile computer dengan scanner, barcode scanners, dan mobile barcode label printers dalam waktu lima tahun ke depan. Teknologi-teknologi ini akan membantu mereka melakukan pengelolaan dan tracking produk makanan secara digital, serta menyediakan berbagai informasi terkait yang dibutuhkan oleh konsumen.  

"Zebra memiliki beragam portofolio solusi yang akan mentransformasi supply chain makanan mulai dari saat makanan itu diproduksi sampai terhidang di meja konsumen,” kata Aik Jin, Tan, Vertical Solutions Lead, Zebra Technologies Asia Pacific. Perusahaan dapat memilih mulai dari solusi track and trace level basic dengan menyandingkan mobile printer ZQ511 dan ZQ521 dengan scanner CS60 Series untuk pencetakan barcode dan scanning.

Mereka juga dapat memilih beberapa solusi RFID, antara lain RFID mobile printer ZQ511 dan ZQ521 dipasangkan dengan handheld mobile computer TC52x/57x dan RFID reader RFD8500 atau scanner RFID yang umum. Dengan cara ini, perusahaan tersebut akan memiliki visibilitas yang real-time dan upaya track and trace pun meningkat drastis. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya