Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
GURU Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Profesor Melani Budianta, 66, pernah tinggal di kampung. Ia dan sang suami yang juga sastrawan, Eka Budianta, bahkan berpindahpindah dari kampung satu ke kampung lainnya di wilayah Jakarta.
Hal itu disampaikannya dalam Pidato Kebudayaan Dewan Kesenian Jakarta yang disiarkan secara daring, Selasa (10/11).
“Pada tahun 1987, saya dan suami saya merasa lelah menumpang di rumah orang dan menyewa kamar dan rumah-rumah murah di gang-gang dari Tanjung Priok, Jatinegara, Kampung Bali sampai ke Rawamangun Muka,” kata Melani.
Namun, ia akhirnya memutuskan membeli petak rumah di kawasan perumahan di Bintaro. Saat itu, ia kemudian disindir kakaknya yang seorang antropolog apakah di kemudian hari akan pindah ke lokasi di Gintung.
Perempuan kelahiran Malang, Jawa Timur, itu awalnya, tak memahami maksud pertanyaan kakaknya tersebut. Namun, baru ia sadari bahwa pertanyaan itu bermakna sindiran karena kemudian di kawasan Jabodetabek berkembang kawasan perumahan yang menyekatnyekat penghuninya berdasarkan indikator tertentu semisal dari kelas elite maupun biasa.
Bahkan, kini muncul perumahan berbasis kesamaan agama. Hal itu membuat Prof Melani memiliki pandangan miris karena situasi penyekatan yang dilakukan bangsa Indonesia khususnya di kota-kota besar tak ubahnya yang dilakukan para penjajah era kolonialisme.
“Pada masa itu, penjajah membangun suatu lingkungan dengan berpusat di lingkaran dalam yakni rumah-rumah bergaya Eropa khusus untuk para pemimpin. Lalu, di lingkaran kedua ialah rumah bagi pekerja dan di lingkaran terluar ialah rumah bagi para penghuni perkampungan. Mereka juga menyekat dengan berbasis pada golongan etnik yang kemudian hanya bisa bertemu di pasar-pasar,” ujarnya.
Akibat hal ini, imbuhnya, perkampungan tidak ditata sedemikian rupa sehingga menjadi sarang bencana dan kejahatan. Di perkampungan pada era itu muncul wabah dan menjadi sarang begal. Baru kemudian para pemimpin membuat saluran dan penerangan guna memperbaiki kampung agar lebih layak huni.
Perbaikan itu diteruskan Mantan Gubernur Ali Sadikin. Kota yang semakin terdesak menurutnya perlu becermin pada kampung untuk melihat bagaimana keragaman itu dihidupi dalam keseharian. Kebutuhan kampung untuk membangun ruang terutama muncul karena besarnya ekspansi kotak untuk menjadi megapolitan.
Sastra
Latar belakang Prof Melani ialah Sastra Inggris. Gelar sarjana diraihnya pada 1979 silam di UI. Ia kemudian meraih gelas master dalam bidang Kajian Amerika dari University of Southern California (1981) dan PhD dalam bidang Sastra Inggris dari Cornell University (1992).
Prof Melani banyak memberi sumbangan dalam dunia sastra Indonesia sebagai kritikus dan pengajar yang kerap diundang dalam berbagai peristiwa sastra, seperti saat bedah buku milik sastrawan NH Dini pada 2019 lalu. Salah satu buku NH Dini yang terkenal ialah Jalan Bandungan yang ditulis pada 1989 lalu.
Selain akademikus, Prof Melani juga dikenal sebagai aktivis dan intelektual publik dengan kepakaran di bidang kajian gender, pasca kolonialisme, sastra bandingan, dan kajian budaya.
Pascakerusuhan Mei 1998, Melani Budianta pernah memprotes Menteri Urusan Peranan Wanita lewat sebuah surat terbuka. Melani
menggugat sikap diam menteri ketika masalah perkosaan terhadap perempuan merebak. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved