Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
ADA satu kerinduan dan kehilangan yang terlihat jelas dari mimik relawan dokter covid-19, dokter Debryna Dewi Lumanauw, ketika bicara soal pasien. Ya, Dewi mengaku betul-betul rindu bertemu pasien tanpa sekat, tanpa ada pelindung diri baik masker, sarung tangan ataupun baju APD.
Ia berharap pandemi bisa segera berakhir. Dewi pun mengaku sejak pulang sekolah dari luar negeri, ini kali pertama dirinya tetap berada di Jakarta dalam waktu lama.
"Kangen banget periksa pasien tidak pakai APD, tidak pakai sarung tangan, tidak pakai masker. Kangen sekali. Saya kayanya tuh nggak bisa deh kalau periksa pasien tanpa komunikasi dan jalin kedekatan," ujar Dewi dengan mimik wajah haru karena rindu dengan hal tersebut.
Selain menjadi dokter, Dewi juga kerap menyosialisasikan perihal covid-19 di akun media sosialnya. Bedanya dengan yang sudah dilakukan oleh pemerintah dan lembaga lain, Dewi menggunakan bahasa dan analogi sederhana dalam menginformasikan tentang covid-19.
"Responsnya bagus sekali. Banyak sekali 'followers' saya yang DM (direct message) ke saya bilang terima kasih sudah memberikan informasi. Karena kan sebenarnya informasi di luar banyak tapi sayangnya tidak pakai bahasa yang sehari-hari jadi mungkin banyak yang nggak mudeng. Kita pakai perumpamaan yang sederhana saja," tuturnya.
Baca juga: Pancing Interaksi dengan Gambar Menarik di APD
Menurutnya, masyarakat sebetulnya cukup bijak dalam memilah informasi. Namun, masyarakat harus diberikan dasar pemahaman yang baik, data-data yang valid, dan contoh yang benar sehingga mampu mengolah informasi tersebut.
Dewi menegaskan mengedukasi masyarakat memang tidak mudah. Perlu waktu untuk mengubah kebiasaan tapi hal itu bukan tidak bisa dilakukan. Di Hari Pahlawan ini pun ia tidak merasa telah menjadi pahlawan.
"Semua orang bisa menjadi pahlawan. Bahkan semua orang yang menahan diri ada di rumah di masa pandemi ini adalah pahlawan," tegasnya.
(OL-5)
IDAI menyambut baik kebijakan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang menetapkan tunjangan sebesar Rp30 juta per bulan
Diungkap oleh laporan Future Health Index (FHI) 2025 dari Philips, manfaat maksimal hanya bisa dicapai bila ada kepercayaan, transparansi, dan desain yang inklusif.
AIPKI bersama para pimpinan fakultas kedokteran dari seluruh Indonesia sepakat mendukung penuh harapan Presiden untuk menambah tenaga dokter dan tenaga Kesehatan.
KETUA Umum PP PAPDI Eka Ginanjar menilai meski pemerintah memberi karpet merah pada rumah sakit asing atau klinik asing untuk beroperasi di Indonesia, tapi SDM lokal harus dilibatkan.
Rendahnya literasi kesehatan di masyarakat juga menjadi faktor penyebab. Banyak warga tidak memahami siapa saja yang memiliki kewenangan legal untuk memberikan layanan medis.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Oloan menegaskan pentingnya menjaga integritas dan etos kerja selama berada di luar negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved