Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Gelombang Tinggi di Sebagian Indonesia

Ferdian Ananda Majni
10/11/2020 03:25
Gelombang Tinggi di Sebagian Indonesia
Gelombang tinggi di kawasan pesisir perairan Samudera Hindia(MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE)

SELAMA dua hari ke depan, gelombang tinggi berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofi sika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini berdasarkan pemantauan sirkulasi udara di Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai. Demikian halnya pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat dayabarat laut dengan kecepatan berkisar 4-22 knot. Adapun kecepatan angin di wilayah selatan Indonesia dari timur-selatan mencapai 4-20 knot.

“Kondisi ini mengakibatkan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, perairan barat Lampung, perairan selatan Banten, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Papua Barat dan Papua,” kata Kepala Bidang Humas BMKG Taufan Maulana di Jakarta, kemarin.

Kondisi itu mengakibatkan peningkatan gelombang setinggi 1,25 hingga 2,50 meter berpeluang terjadi di beberapa perairan, seperti di Kepulauan Simeulue-Kepulauan Mentawai, Teluk Lampung bagian selatan, perairan selatan Pulau Sawu, perairan Kupang-Pulau Rotte, Selat Sumba bagian barat, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu, dan Samudra Hindia selatan Pulau Sawu-Pulau Rotte.

Gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Karena itu, BMKG mengimbau warga masyarakat untuk waspada, terutama para nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m) dan tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).

“Mohon kepada warga di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar selalu waspada,” ujar Taufan.

Sementara itu, anggota DPRD DKI Jakarta yang membidangi infrastruktur dan lingkungan hidup Dedi Supriadi mengimbau warga Ibu Kota untuk waspada pada kondisi iklim ini.

Puncak fenomena global La Nina menjadi pemicu curah hujan selama November 2020 hingga Januari 2021. Seperti dialami warga Jakarta, curah hujan mulai meningkat beberapa pekan terakhir dan diperkirakan hingga awal tahun depan.

“Warga sebaiknya waspada dan tidak lupa dengan pola hidup sehat. Kita semua harus paham betul dengan kebersihan lingkungan yang dapat mengakibatkan banjir besar di Ibu Kota,” tandas Dedi. (Fer/Put/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya