Wamenag: Kampung Zakat di Papua untuk Kesejahteraan Rakyat

Syarief Oebaidillah
09/11/2020 14:30
Wamenag: Kampung Zakat di Papua untuk Kesejahteraan Rakyat
Panitia amil zakat menata zakat fitrah sebelum disalurkan di Masjid Jamik, Malang, Jawa Timur, Sabtu (23/5).(ANTARA/ARI BOWO SUCIPTO)

Kampung Zakat sebagai bagian dari Program Percontohan (Proper) Daerah Binaan yang diresmikan Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi hadir di  Distrik Muaratami, Jayapura, Papua.

Selain Kampung Zakat, proper daerah binaan Kementerian Agama juga berupa program wakaf produktif, pemberian bantuan ormas Islam dan majelis taklim, renovasi sarana ibadah, pemberdayaan penyuluh agama, pembinaan imam dan remaja masjid, serta bantuan perlengkapan salat, Alquran, hingga sembako.

Program ini sudah berjalan sejak 2018. Total ada tujuh proper daerah binaan yang telah diresmikan. Selain di Papua, sebelumnya diresmikan proper daerah binaan di Kabupaten Sambas (Kalbar), Kabupaten Bekasi (Jabar), Kabupaten Indragiri Hilir (Riau), Kabupaten Donggala (Sulteng), Kabupaten Aceh Singkil (NAD), dan Kutai Kartanegara (Kaltim).

Baca juga: Hari Pahlawan, Mensos Minta dibuat Museum setiap Daerah

“Proper hadir untuk memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk di Papua,” kata Wamenag Zainut Tauhid, di Jayapura, dalam keterangan resmi yang diterima Media Indonesia, Senin (9/11).

Zainut mengutarakan sebagai bagian dari Proper Daerah Binaan, keberadaan Program Kampung Zakat di Papua bertujuan membangun masyarakat yang mandiri melalui pemberdayaan masyarakat berbasis dana zakat, infak, dan sedakah (ZIS). Kemandirian itu diharapkan terbangun, baik secara ekonomi, pendidikan agama dan keagamaan, maupun kesehatan dan sosial kemasyarakatan.

“Proper Daerah Binaan, termasuk di dalamnya Kampung Zakat ini didisain untuk kurun tiga tahun, mulai dari perintisan, pelaksanaan, dan kemandirian. Tiga tahun dari mulai dicanangkan, harus terbangun kemandirian masyarakat,” pesannya.

“Program ini bertujuan memberdayakan potensi ekonomi umat dan ikut mengentaskan kemiskinan sekaligus menjaga dan memelihara esensi ajaran agama yang hakikatnya peduli sesama," sambungnya.

Selain terkait pemberdayaan ekonomi, kata Wamenag, Proper Daerah Binaan juga diarahkan untuk memperkuat moderasi beragama dan melestarikan tradisi keagamaan yang ramah budaya lokal. Ke depan, program ini diharapkan tidak hanya dilakukan oleh Ditjen Bimas Islam Kemenag juga oleh Ditjen Bimas Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Pusbimdik Konghucu.

Selain Proper Daerah Binaan, kata Zainut, Kemenag sebelumnya telah mencanangkan Program Kita Cinta Papua. Kedua program ini merupakan bentuk afirmasi pemerintah teradap anak-anak Papua agar lebih ditingkatkan prestasinya, sumberdaya manusianya, agar pemahaman keagamaannya.

“Program ini juga memberikan dukungan peningkatan sarana prasarana ibadah. Termasuk membangun jembatan kesetiakawanan antara Papua dengan Aceh agar dari Sabang sampai Merauke terjalin rangkaian jembatan persaudaraan yang cinta damai,” tuturnya.

Sesuai namanya, Wamenag berpesan bahwa program percontohan ini harus bisa menjadi contoh yang bisa dikembangkan di daerah lainnya. Dampak dari program ini juga mesti dirasakan masyarakat. “Saya berharap Pemda memberi dukungan aktif agar program ini berjalan dan berkelanjutan minimal dalam kurun waktu 3 tahun ke depan sehingga manfaat proper ini berkesinambungan dan semakin banyak yang merasakan,” tukas Zainut. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya