Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ayam Kampung vs Ayam Negeri Lebih Sehat Mana, Ini Kata Pakar

Mediaindonesia.com
04/11/2020 15:00
Ayam Kampung vs Ayam Negeri Lebih Sehat Mana, Ini Kata Pakar
Pedagang ayam potong di Pasar Toddopuli, Makassar melayani pembeli(Antara/Arnas Padda P)

KITA biasanya akan menjumpai dua jenis ayam di pasar-pasar tradisional, yaitu ayam kampung dan ayam negeri. Namun, di antara dua jenis unggas ini, mana yang lebih sehat untuk dikonsumsi?

"Kalau dari aspek gizi sama, tergantung preferensi. Kadar lemak ayam kampung lebih sedikit dibandingkan ayam negeri, tetapi dari sisi proteinnya sama," ujar Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner IPB, Dr.drh. Denny Lukman, MSi, dalam diskusi virtual bertajuk "Daging Ayam Sebagai Sumber Protein Hewani: Fakta dan dan Hoaks”, Rabu (4/11).

Baca juga: LIPI Berencana Tambah 7 Kebun Raya Baru

Lebih lanjut kata Denny, daging ayam kampung relatif lebih alot sehingga lebih cocok dimasak lama dan tidak mudah rusak seperti daging ayam negeri. Apapun jenis ayam yang dipilih, daging ayam tetap merupakan sumber protein terbaik dan merupakan asupan nutrisi penting bagi manusia, karena kandungan asam aminonya yang lengkap. 

Salah satu isu yang menimbulkan ketakutan masyarakat untuk mengkonsumsi ayam broiler adalah pemberian hormon pertumbuhan (growth hormone). Padahal, di Indonesia penyuntikan hormon pada unggas sudah dilarang. Hal ini secara tegas disebutkan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

"Ayam broiler tidak pernah diberi hormon, ayam broiler cepat tumbuh karena pola budidaya yang baik dan pemberian pakan yang diatur," ujar Denny.

Lebih lanjut kata dia, dengan adanya lebel Nomor Kontrol Veteriner (NKV), maka telah dijamin keamanan produk yang dipasarkan di Indonesia tanpa penggunaan hormon bagi hewan konsumsi termasuk pada ayam broiler.

Penerapan sistem rantai dingin (cold chain system) yang benar, kata Denny, juga menjadi kunci utama agar kualitas daging ayam broiler dapat terjaga. Suhu kurang dari 4oC akan mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan menghambat aktivitas enzim pada daging. 

“Daging yang disimpan dalam pendingin tidak mengurangi kandungan gizi dan tidak menurunkan mutu," jelas Denny.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Corporate Affairs JAPFA, Rachmat Indrajaya, mengatakan sebagai perusahaan penghasil daging ayam broiler, JAPFA menjamin kesehatan hewan sebelum dipotong dan juga pada saat pengolahannya. Pabrik produksi JAPFA juga sudah dilengkapi teknologi berstandar internasional, sehingga produk yang dihasilkan aman dan sehat untuk di konsumsi.

Selain itu, JAPFA juga mengantongi NKV, sertifikat halal, sertifikat Juru Sembelih Halal (Juleha), HACCP hingga Food Safety System Certification (FSSC). Dengan sertifikasi dan standar ini, JAPFA telah memberi jaminan ketersediaan daging ayam broiler ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) bagi konsumen.

"JAPFA selama ini telah konsisten menyediakan daging ayam berkualitas baik demi mendukung kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia. Dalam menjaga kualitas produk, JAPFA menerapkan standar ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal), serta sistem keamanan pangan yang sesuai standar nasional dan internasional.” tandasnya.

Head of Marketing RPA - Wilayah Barat PT Ciomas Adisatwa, Sigit Pambudi, mengatakan saat ini di pasaran sudah ada daging ayam yang dikawinkan dari ayam negeri dan kampung, yakni ayam pelung.

"Ayam jantan yang kami ambil dari ayang pelung asli Cianjur ini 5 kali pemurnian kita lakukan. Lalu kita kawinkan dengan ayam betina dari Prancis. Kenapa, karena ayam betina dari Prancis tidak menurunkan genetik sama sekali, produk finalnya 99% dari pejantannya," paparnya. (OL-6)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya