Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Demi Kesehatan Manusia, Kondisi Unggas Harus Diperhatikan

Mediaindonesia.com
02/11/2020 10:20
Demi Kesehatan Manusia, Kondisi Unggas Harus Diperhatikan
Pekerja memberi pakan ayam di Desa Bojong Cae, Lebak, Banten, Sabtu (12/9/2020).(ANTARA/MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS )

INDONESIA berada di peringkat ketiga di Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) sebagai negara dengan populasi ayam terbesar. Itu sebabnya  tinggal menunggu waktu saja bagi pasar Indonesia untuk mulai beradaptasi dengan tren global. Dalam beberapa bulan terakhir, tercatat dua perusahaan besar  mengumumkan akan berhenti mengambil telur dari kandang baterai, sebuah sistem kontroversial yang dihapuskan di berbagai belahan dunia.

Semuanya dimulai dengan jaringan raksasa makanan cepat saji Burger King mengumumkan pada Juni lalu. Mereka sepenuhnya meninggalkan sistem kandang baterai untuk ayam petelur di Indonesia pada 2027 mendatang. Pada September lalu, Autogrill Indonesia (HMS host) juga menerbitkan kebijakan serupa dengan tenggat waktu pada 2025.

Baca juga: Kementan Jelaskan Lebih Dekat tentang Telur Infertil

"Mereka ini mengikuti tren global yang diprakarsai oleh raksasa pangan dunia. Kami dapat melihat dengan jelas tren ini kini mendapatkan momentum di Indonesia", kata Anggodaka, Manajer Kampanye Act For Farmed Animals, koalisi dua LSM perlindungan hewan-Animal Friends Jogja dan Sinergia Animal.

Organisasi tersebut bekerja dengan perusahaan dalam penerapan kebijakan untuk mengurangi penderitaan hewan. Salah satu tujuannya adalah untuk mengalihkan rantai pasokan telur dari kandang baterai ke sistem bebas kandang, yang secara signifikan dapat meningkatkan kesejahteraan unggas.

Dianggap sebagai salah satu sistem paling kejam untuk hewan, kandang baterai sangat kecil dan ayam tidak dapat bergerak bebas, membuka sayap mereka sepenuhnya atau mengekspresikan perilaku alami lainnya, yang sangat penting bagi kesejahteraan mereka. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa kandang baterai konvensional telah dilarang di Uni Eropa dan banyak negara bagian dari Amerika Serikat. Namun demikian, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB, sistem produksi telur ini masih dominan di Indonesia, rumah bagi 264 juta ayam petelur.

“Kami berharap dapat melihat lebih banyak lagi perusahaan yang membuat komitmen telur bebas kandang di Indonesia. Konsumen di mana pun di dunia, termasuk di Indonesia, tidak ingin lagi melihat hewan yang dipelihara dalam kondisi yang merugikan dan tidak wajar," tambah Anggodaka. (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya