Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengumumkan akan terjadi iklim anomali La Nina di Indonesia. Fenomena ini bisa menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan hingga 40 persen di atas normal, sehingga dapat menimbulkan berbagai bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mencegah terjadinya hujan dengan intensitas besar yang dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor. Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Jon Arifian mengatakan, modifikasi cuaca yang dilakukan oleh BPPT selama ini yaitu dengan metode distribusi hujan melalui intervensi proses alami pertumbuhan awan menggunakan bahan semai.
Awan-awan yang akan masuk ke daerah yang rawan banjir dipantau melalui radar/data parameter angin untuk mengetahui bagaimana pertumbuhannya dan ke mana awan itu akan bergerak.
“Misalnya kalau kita melihat ada ancaman akan mengarah ke Jakarta dan kalau dibiarkan dia akan membesar dan turun di Jakarta, maka kita antiipasi dengan diprematurkan. Artinya kita percepat proses tumpukan dan penggabungan yang secara alami berlangsung di awan. Kita intervensi dengan menambahkan bahan semai ke awan,” jelas Jon kepada Media Indoensia, Selasa (13/10).
Baca juga : UGM: Waspada Curah Hujan Tinggi Akibat La Nina
Jon menjelaskan, setelah dilakukan intervensi pada pertumbuhan awan, hujan akan turun lebih awal dan dengan intensitas yang lebih rendah, sehingga meminimalisir potensi banjir di wilayah rentan. Jon menambahkan, selain dengan teknik modifikasi cuaca, bencana banjir dan tanah longsor juga dapat dihindari melalui pengelolaan dan penataan wilayah sungai dan daerah hulu secara baik.
“Misalnya di Kementerian PUPR, dengan kompetensi terkait dengan pengelolaan wilayah sungai dan penataan di daerah hulu. Keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut sedikit akan berkontribusi pada upaya bersama dalam mitigasi bencana hidtrometeorologi tadi,” tuturnya.
“Tentunya ini bukan hanya pekerjaan satu instansi saja. Ini tugas multi intansi, multi kementerian, lembaga dan pemda. Partisipasi masyarakat juga dibutuhkan untuk mengantisipasi hal ini,” tandasnya. (OL-7)
Hal yang harus dilakukan adalah menjalin kerja sama antar negara.
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengerjakan berbagai tugas dan memecahkan masalah.
"Tuntutan kita tidak banyak. Di masa pandemi seperti ini tentunya kita sangat keberatan adanya pemutusan kontrak. Kita tidak menuntut pesangon, kita hanya minta dipekerjakan kembali."
Handoko menyebut bahwa dalam kontrak yang ditandatangani para awak sudah tertera kesepakatan itu. Para awak juga bisa memutus atau mengakhiri kontrak mereka secara sepihak.
Satu unit teknologi Arsisnum diperuntukkan bagi Rumah Singgah Gelora Serayu Banyumas, sebuah rumah yang digratiskan bagi keluarga pasien yang menunggu di RS.
Saat ini operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) sedang berlangsung di Kalimantan Barat sejak 17 September 2021
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved