Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 2.059 bencana alam terjadi di Indonesia sepanjang Januari-20 September 2020.
Sejumlah bencana menyebabkan 282 korban meninggal dunia, 25 orang hilang, 427 korban luka-luka dan 4,27 juta orang menderita.
“Kejadian bencana alam mendominasi adalah bencana banjir, kemudian diikuti puting beliung dan tanah longsor,” bunyi keterangan resmi BNPB, Senin (21/9).
Berdasarkan jenisnya, bencana banjir diketahui paling mendominasi, yakni 771 kejadian. Disusul puting beliung sebanyak 543 kejadian, tanah longsor 377 kejadian, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 302 kejadian. Berikut, gelombang pasang dan abrasi sebanyak 25 kejadian, kekeringan 22 kejadian, gempa bumi 13 kejadian dan erupsi gunung api 5 kejadian.
Baca juga: Setiap Tahun, Aktivitas Gempa Bumi Meningkat 11 Ribu Kali
Selain menelan korban jiwa, bencana alam sepanjang tahun ini juga menimbulkan dampak kerusakan pada 30.655 rumah warga. Rinciannya, 6.620 rumah rusak berat, 4.697 rumah rusak sedang dan 19.338 rumah rusak ringan.
Tercatat, sebanyak 1.419 fasilitas umum juga rusak akibat bencana. Itu mencakup 633 fasilitas pendidikan, 658 fasilitas peribadatan dan 128 fasilitas kesehatan, serta 128 kantor dan 340 jembatan.
Wilayah yang paling sering mengalami bencana alam, yakni Jawa Tengah sebanyak 360 kejadian, Jawa Barat 350 kejadian, Jawa Timur 299 kejadian, Aceh 216 kejadian, Sulawesi Selatan 103 kejadian, Sumatera Barat 84 kejadian, Sumatera Utara 57 kejadian dan Kalimantan Tengah 52 kejadian.(OL-11)
Pemerintah Provinsi Kalbar mencatat luas area terdampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah tersebut mencapai 1.149,02 hektare, per 31 Mei 2025.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja.
Sasaran target OMC pada awan potensial di atas areal gambut yang rawan terbakar, di antaranya di atas lahan gambut di Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjungjabung Timur
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari meminta masyarakat untuk tidak meremehkan tsunami 50 cm akibat gempa Rusia karena tetap bisa membunuh.
“Jangan remehkan tsunami 50 sentimeter. Di Teluk Youtefa, Papua, gelombang dari tsunami Jepang 2011 meningkat menjadi hampir 4 meter karena efek amplifikasi di dalam teluk,"
BNPB setelah gempa dahsyat di Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7) pagi, meminta masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir Indonesia untuk evakuasi karena ada potensi tsunami
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved