Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Program Pencegahan Stunting Tanggung Jawab Semua Pihak

Mediaindonesia.com
18/9/2020 14:38
Program Pencegahan Stunting Tanggung Jawab Semua Pihak
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhajir Effendy.(Ist)

LEMBAGA amil zakat Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) menggagas dan menerapkan program Keluarga Tangguh bagi keluarga prasejahtera.

Program Keluarga Tangguh tersebut tidak hanya untuk memberikan bantuan, namun program juga terus memantau dan mendampingi keluarga hingga kestabilan ekonomi keluarga bisa tercapai.

Dalam keterangan pers, Jumat (19/9), Kepala Pusat Pelatihan Kerja Sama Internasional Kependudukan dan KB, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Irma Ardiana dari BKKBN menegaskan,”Upaya terus dimaksimalkan untuk percepatan penurunan stunting. Penekanan pendekatan hulu, bisa kita rencanakan bagi keluarga masing-masing."

Sementara itu, Parni Hadi, selaku Inisiator dan Ketua Pembina Dompet Dhuafa, mengatakan, "Di sektor kesehatan, salah satu aspek yang menjadi fokus utama Dompet Dhuafa adalah penanganan stunting pada anak anak."

Pernyataan tersebut disampaikan Parni pada saat Dompet Dhuafa dan Radio Republik Indonesia (RRI) melakukan  Launching Aksi Peduli Dampak Corona (APDC) secara virtual di Gedung RRI Pusat, Jakarta, Kamis (17/9) . 

“Peluncuran aksi peduli dampak korona. Dampak korona memendekkan pertumbuhan ekonomi, dan tentu berdampak pada gizi maupun anak-anak yang akan lahir. Dompet Dhuafa siap bekerja sama dengan siapapun," kata Parni. 

Dalam acara peluncuran, disampaikan maklumat APDC dengan menimbang pandemi covid-19 telah berdampak multilintas seluruh aspek kehidupan umat manusia tanpa memandang status gender, usia, kewarganegaraan, kebangsaan, agama, keyakinan dan ideologi yang dianut masing-masing individu.

Kelompok pihak yang paling terdampak pandemi adalah mereka yang paling lemah atau rawan secara ekonomi, kesehatan, pendidikan, nilai-nilai budaya, iman dan takwa.

"Bahwa perlu digalang kerja sama multi lintas dan multi pemangku kepentingan (stakeholders) di dalam dan luar negeri untuk mencari solusi yang holistik, terintergrasi dan komprehensif untuk atasi dampak itu," dijelaskan dalam maklumat APDC.

Dalam acara peluncuran, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhajir Effendy mengatakan,”Semakin banyak LSM seperti Dompet Dhuafa maupun organisasi sosial yang peduli dengan stunting, tentu sangat baik.’

“Urusan stunting bukan hanya beban atau urusan pemerintah maupun negara saja. Malah justru kita turut serta dalam peran aktif penuh, berkomitmen sungguh-sungguh pada penuntasan stunting dari masyarakat madani seperti Dompet Dhuafa maupun organisasi sosial,” jelasnya.

“Atas nama pemerintah, saya menguncapkan terima kasih kepada Dompet Dhuafa yang memiliki kepedulian luar biasa atas program prioritas dalam membangun sumber daya manusia. Kami juga menunggu organisasi sosial yang lain untuk bergabung dengan Dompet Dhuafa,” kata Menko PMK.

Bambang Suherman, selaku Direktur Pengembangan Zakat dan Wakaf Dompet Dhuafa, memaparkan bahwa sejak 2015, Dompet Dhuafa sudah terlibat di program stunting.

“Ada 26 titik di kabupaten dan kota di Indonesia yang disentuh Dompet Dhuafa melalui program pencegahan stunting dan masih terus berjalan serta perlu ada pendamping di level bawah yang basisnya penguatan keluarga,” kata Bambang. 

Sekda Kabupaten Gorontalo Darba Daraba yang mewakili Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menuturkan, angka stunting di daerahnya menunjukkan penurunan angka kasus. 

Di sisi lain, Benyamin Lola, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) juga menyampaikan data stunting di daerahnya.

 “Stunting persoalan utama dari kemiskinan, mengakibatkan mal nutrisi, povinsi NTT di 2020 bulan maret meraih posisi angka kemiskinan 20,90%. Dalam perjalanan stunting di tahun 2018 mencapai 42,6%, sementara pada 2019 menurun menjadi 35,5% hingga pada 2020 kembali turun di 27,9%," papar Benyamin.

“Pihaknya sangat optimistis dalam penurunan stunting yaitu sasaran utama ibu hamil maupun bayi,” tambahnya. (RO/OL-09)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik