Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PANDEMI covid-19 yang diduga muncul kali pertama di Wuhan, Tiongkok mengakibatkan semua pihak kaget, termasuk pelajar asal Indonesia yang tengah menuntut ilmu di sana.
“Sebagai seorang ibu yang memiliki putra-putri yang menuntut ilmu jauh dari rumah, saya bisa merasakan apa yang dialami para pelajar di Wuhan,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, saat memberi sambutan secara daring pada peluncuran dan diskusi buku berjudul Wuhan Darimu Aku Belajar, Karenamu Aku Merindu, karya para pelajar yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia Tiongkok, kemarin.
Rerie, sapaan akrab Lestari, mengungkapkan ide pembuatan buku ini berawal saat dirinya menerima para pelajar dan mahasiswa Indonesia yang belajar di Wuhan di ruang kerjanya di Gedung MPR, Senayan, Jakarta akhir Januari 2020.
Saat mendengar cerita langsung dari para pelajar, Rerie mendorong, agar kisah-kisah yang merupakan bagian dari sejarah itu ditulis dalam bentuk buku. Rencana itu pun disambut baik oleh pihak Media Indonesia Publishing untuk membukukan pengalaman para pelajar tersebut.
Para pelajar Indonesia di Wuhan, menurut Rerie, sudah melewati tahap adaptive civilization, setelah menghadapi kondisi yang tidak menentu, mampu bangkit dan mampu merekonstruksi kejadian yang dialami dengan menulis pengalaman-pengalaman mereka dalam buku. “Saya bangga dan terharu buku yang ditulis dari hati ini bisa terbit. Isi buku ini bisa menjadi kenangan sekaligus pembelajaran bagi kita semua,” ujar Rerie.
Di buku tersebut, sebanyak 39 penulis menceritakan kisah hidup dan pengalaman pribadinya selama bertahan dalam pandemi hingga proses evakuasi kembali ke Tanah Air. Berbagai sudut pandang yang berbeda mengenai hal-hal yang terjadi di Wuhan diceritakan.
Direktur Utama Media Indonesia, Firdaus Dayat, mengatakan bahwasannya buku ini merupakan sejarah kehidupan para penulis. Menurutnya, tidak semua orang bisa mersakan pengalaman bertahan hidup dalam kondisi pandemi covid-19.
Sebanyak 800 buku diterbitkan oleh Media Indonesia Publishing dan diserahkan sepenuhnya kepada perwakilan Perhimpunan Pelajar Indonesia untuk dikelola secara mandiri dan sebagai bentuk CSR yang dilakukan oleh Media Group. (Far/RO/H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved