Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Registrasi Obat Tradisional Melonjak Saat Pandemi Covid-19

Atikah Ishmah Winahyu
31/8/2020 18:30
Registrasi Obat Tradisional Melonjak Saat Pandemi Covid-19
Ilustrasi penelitian terhadap khasiat daun dan kulit buah untuk obat tradisional.(Antara/Jojon)

PANDEMI covid-19 membuat konsumsi obat herbal atau tradisional semakin meningkat. Hal ini disebabkan belum adanya obat covid-19, sehingga masyarakat mencari alternatif.

Banyak orang yang berupaya meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak tertular covid-19. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun melakukan percepatan di bidang obat tradisional. Salah satunya, mempriotitaskan registrasi bagi produk imunitas.

“Imunomodulator ini penting, karena covid-19 belum ada obatnya. Satu-satunya cara untuk menanggulangi covid-19 dengan menjaga daya tahan tubuh. Kalau ada benda asing yang masuk, tentara-tentaranya ini sudah siap,” ujar Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM, Maya Gustina Andarini, dalam diskusi virtual, Senin (31/8).

Baca juga: Rumah Sakit Penuh, Pemerintah Diminta Maksimalkan Puskesmas

Dalam beberapa bulan terakhir, lanjut dia, registrasi untuk obat tradisional di BPOM mengalami peningkatan. Itu dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

“Untuk obat tradisional (registrasi) meningkatnya sekitar 55%. Kemudian suplemen kesehatan meningkat 236%. Semua orang mencari vitamin dan mineral untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” tutur Maya.

Selain dapat meningkatkan daya tahan tubuh, konsumsi obat tradisional juga mendorong perekonomian nasional. Mengingat, sebagian produsen obat tradisional merupakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Baca juga: Wapres: Sertifikasi Halal Tidak Hambat Produksi Vaksin Covid-19

Peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI, Abdi Wira Septama, mengungkapkan beberapa ekstrak tumbuhan obat, termasuk Zingiber officinale atau jahe merah, secara in vitro mampu memodulasi aktivitas sel imun. Sehingga, berpotensi untuk dikembangkan menjadi imunomodulator.

“Dari data scientific juga menunjukkan jahe merah mempunyai potensi dalam mengatur atau memodulasi sistem imunitas alami. Jahe merah berpotensi untuk dikembangkan jadi produk fitofarmaka melalui pengujian secara klinis,” jelas Abdi.

Atas dasar potensi tersebut, LIPI dan PT Bintang Toedjoe tengah bekerja sama untuk uji klinis imunomodulator jahe merah pada pasien covid-19.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya