Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SALAH satu penyakit yang juga merebak di Indonesia dan banyak menelan korban jiwa adalah demam berdarah. Sayangnya, akibat pandemi covid-19, wabah DBD seperti tertutup. Padahal penyakit itu sudah banyak menelan korban dan wabah itu berulang saban tahun.
Untuk itulah Lifepack bersama dengan Jovee menggelar webinar yang mengangkat tema mengenai demam berdarah. Apalagi berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga Juli lalu telah mencapai 71.633 kasus dengan angka kematian mencapai 459 kasus.
Baca juga: Bersih Lingkungan Antisipasi Demam Berdarah
“Berangkat dari masih tingginya kasus DBD di Indonesia, Lifepack & Jovee tergerak untuk memberikan peringatan sekaligus mengedukasi masyarakat Indonesia, bahwa selain bahaya korona yang masih mengintai, ancaman penyakit lainnya salah satunya adalah DBD perlu juga diwaspadai. Maka dari itu kami hadirkan webinar tentang DBD dengan menghadirkan pakar yang ahli di bidangnya, untuk membantu mempersiapkan masyarakat Indonesia agar dapat mencegah terkena penyakit DBD. Karena masih banyak sekali hoax yang beredar terkait penyakit ini,” cetus CEO Lifepack & Jovee, Natali Ardianto.
"Sebenarnya yang betul adalah infeksi Virus Dengue bukan demam berdarah, masih banyak masyarakat yang keliru akan hal ini," ujar dokter spesialis anak, Dr Dominicus Husada.
Ia menambahkan demam berdarah masih tergolong dalam penyakit yang membahayakan, hingga dapat menghilangkan nyawa seseorang. Ada empat unsur yang membuat penyakit ini bisa menular ke banyak orang yakni, Virus Dengue, nyamuk Aedes Aegypti, manusia, dan lingkungan sekitar. Untuk itu diperlukan berbagai persiapan untuk terhindar dari DBD.
“Untuk mencegah terkena DBD, masyarakat perlu untuk membersihkan lingkungan sekitar mereka tinggal. Namun membersihkan lingkungan dan rumah saja tidak cukup. Harus ada upaya pencegahan lain agar nyamuk tidak berkembang biak di rumah seperti, memakai obat nyamuk, lotion anti nyamuk, dan lain sebagainya," ujarnya.
Di musim pancaroba seperti sekarang ini, perlu banyak melakukan berbagai pencegahan penyakit DBD, salah satunya adalah dengan gerakan 3M, yaitu Menguras, Mengubur, dan Mendaur Ulang. Namun selain memperhatikan lingkungan, tetap perlu memenuhi asupan untuk tubuh agar daya tahan tubuh tetap terjaga.
Nutrisionist Jovee Kelvin Halim mengungkapkan tips, agar terhindar dari penyakit dengan melakukan beberapa cara untuk menjaga daya tahan tubuh dan kesehatan kita sehari-hari. Selain dengan menjaga jarak dan menjaga kesehatan lingkungan, kita juga perlu menjaga tubuh dari dalam.
“Penting sekali untuk mengonsumsi makanan beragam dan seimbang. Makanan dengan sayur, buah, serta protein dan lemak yang mampu mencukupi kebutuhan nutrisi sehari-hari. Beberapa nutrisi seperti vitamin B, C, D, zink, protein, dan zat besi sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh dan mengoptimalkan sistem imun tubuh. Selain itu, pastikan juga makanan yang Anda makan atau masak dalam keadaan matang dan bersih agar tidak ada kuman atau bakter. Kita dianjurkan mengonsumsi sayur dan buah minimal sebanyak 4-5 porsi sehari,” ujar Kelvin.
Di tengah kondisi pandemi saat ini, masyarakat tidak perlu khawatir untuk mendapatkan akses layanan kesehatan, seperti pemenuhan kebutuhan suplemen multivitamin untuk menjaga daya tahan tubuh, cukup dengan mengunduh aplikasi Jovee dan bisa mendapatkan beragam pilihan suplemen yang tepat bagi setiap individu.
Tidak hanya itu, untuk solusi pemenuhan kebutuhan obat harian, mingguan, atau bulanan, masyarakat dapat langsung mengunduh aplikasi Lifepack dan bisa berkonsultasi dengan dokter secara gratis. Namun, bagi yang sudah memiliki resep, bisa langsung mengunggah resepnya ke aplikasi Lifepack dan akan mendapatkan layanan pemesanan obat dengan gratis ongkir ke seluruh wilayah Indonesia sampai akhir bulan ini.
“Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, kami selalu hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kemudahan akses layanan kesehatan. Khususnya untuk penderita penyakit kronis & juga pemenuhan asupan multivitamin bagi tubuh. Ke depan, kami akan terus tingkatkan layanan kami, serta terus menjawab kebutuhan layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Natali. (Ant/A-1)
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
DOKTER spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) melaporkan hingga 2 Juni 2025 terdapat 277 kasus kematian akibat DBD dari 63.014 kasus incidence rate dari berbagai daerah.
Hari Kesadaran Kekerasan terhadap Lansia Sedunia diperingati WEAAD pertama kali diperingati pada 15 Juni 2006 dan diakui oleh PBB.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved