Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Perlu Kebijakan Penanganan Agresif Sebelum Sekolah Tatap Muka

Atalya Puspa
20/8/2020 18:37
Perlu Kebijakan Penanganan Agresif Sebelum Sekolah Tatap Muka
Sekolah tatap muka di Tulungagung, Jawa Timur(Antara/Destyan Sujarwoko)

PANDEMI covid-19 saat ini belum teratasi, walaupun demikian berbagai kegiatan dalam adaptasi kehidupan baru telah dimulai, termasuk pelaksanaan pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka secara bertahap.

Menanggapi hal itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memandang perlu bagi pemerintah untuk menyusun kebijakan yang lebih agresif dan tegas salam rangka menekan penularan infeksi di Indonesia.

Pasalnya, Indonesia adalah negara dengan case fatality rate (CFR) tertinggi pada anak akibat covid-19 di kawasan Asia Pasifik. Case fatality rate usia 0-18 tahun akibat covid-19 berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 pada 16 Agustus adalah 1,1%, lebih tinggi dari Tiongkok (<0,1%), Italia (<0,1%), dan Amerika Serikat (<0,1%).

Angka kematian anak akibat covid-19 di Eropa adalah 0,03%, jauh di bawah Indonesia. Selain itu, proporsi angka kejadian covid-19 pada anak di Indonesia (9,1%) lebih tinggi dibandingkan dengan Tiongkok (0,9%), Italia (1,2%), dan Amerika Serikat (5%).

Perbandingan dengan negara di kawasan Asia Pasifik menunjukkan angka kejadian covid-19 pada anak di Australia sebesar 1% (0-9 tahun) dan 3% (10-19 tahun), serta di Selandia Baru 2% (0-9 tahun) dan 8% (10-19 tahun).

Baca juga : Kemendikbud: Belum Ada Klaster Baru Covid-19 di Sekolah

"Karena itu, IDAI menganjurkan bahwa berbagai kebijakan terkait anak yang bertujuan untuk mencegah penularan infeksi di Indonesia harus disusun secara lebih agresif dan tegas dibanding dengan kebijakan di negara-negara tetangga," kata Ketua IDAI Aman Pulungan dalam keterangan resmi, Kamis (20/8).

Aman menyatakan, Ikatan Dokter Anak Indonesia mengapresiasi disusunnya kurikulum darurat dalam kondisi khusus, dan mendorong semua pihak bekerja sama agar pendidikan anak dapat tetap berlangsung di tengah upaya pencegahan pemberantasan wabah covid-19.

Selain itu, Aman menegaskan bahwa orang tua dan anggota keluarga dewasa lainnya hendaknya tetap melakukan upaya pencegahan penularan secara seksama dan menghindarkan risiko pajanan infeksi yang tidak perlu terhadap anak.

"Berbagai anjuran yang telah diterbitkan IDAI tetap berlaku selama masa pandemi berlangsung," tandasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik