Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Raih Bintang Jasa, Saur Hutabarat: Kemenangan Bagi Industri Pers

Andhika Prasetyo
13/8/2020 13:55
Raih Bintang Jasa, Saur Hutabarat: Kemenangan Bagi Industri Pers
Ketua Dewan Redaksi Media Indonesia Saur Hutabarat dan Presiden Joko Widodo(Biro Pers Sekretariat Presiden)

KETUA Dewan Redaksi Media Group Saur Hutabarat menjadi salah satu dari 22 tokoh yang dianugerahi tanda kehormatan Bintang Jasa Nararya oleh Presiden Joko Widodo.

Saur mengungkapkan penghargaan tersebut bukan merupakan kemenangan pribadi, melainkan kemenangan bagi industri pers secara umum.

Ia pun tidak lantas berpuas diri dengan Bintang Jasa Nararya yang didapat hari ini. Saur melihat masih banyak hal yang harus dilakukan media terutama dalam memerangi berita-berita bohong yang berkeliaran di masyarakat.

Ketika media sosial bermunculan dan berisikan banyak informasi yang belum teruji kebenarannya, jurnalisme harus menjadi barometer kebenaran.

"Jika ada ujaran kebencian atau hoaks, masyarakat tahu harus kembali ke kita untuk mencari kebenaran," tegasnya di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (13/8).

Baca juga: Jurnalis Senior Saur Hutabarat Dianugerahi Bintang Jasa Nararya

Demi mencapai hal tersebut, kata Saur, kualitas, kapasitas dan kreativitas harus terus dipelihara. Konten-konten harus diperkaya yang kemudian diikuti konsistensi.

"Jangan sekarang bagus, besok jelek. Tapi, di atas semua itu, kita harus mencapai trust. Jadi setelah sekian itu, ujungnya adalah trust," jelas Saur.

Jika pers sudah bisa memberikan rasa percaya, masyarakat dengan sendirinya tidak akan termakan berita bohong. Masyarakat akan mencari pemberitaan yang profesional, yang kompeten, yang bisa dipercaya untuk dikonsumsi.

"Dunia boleh berubah, teknologi boleh maju lebih cepat, generasi baru datang, tetapi jurnalisme itu harus terus menjadi pedoman. Kalau ada kontroversi, orang mencari apa yang terjadi dengan kontroversi itu, orang mencari fakta dan itu kekuatan kita karena kita sangat menghormati fakta. Di luar pers bisa terjadi kesimpangsiuran, bisa terjadi berita palsu, ujaran kebencian, tapi kita harus bisa menjadi patokan," tandasnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik