Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BERBAGAI fakultas teknik dari 39 perguruan tinggi di Indonesia memamerkan teknologi inovasi penanganan wabah covid-19. Pameran tersebut digelar secara virtual dalam rangka Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) 2020, Senin (10/8).
Acara ini diinisiasi Forum Dekan Teknik Indonesia (FDTI) bersama Ditjen Pendidikan Tinggi Kemdikbud dan Kemenristek/BRIN. Pameran disiarkan langsung melalui akun YouTube Ditjen Dikti sehingga bisa ditonton oleh masyarakat luas.
Berbagai produk inovatif yang berkaitan dengan penanganan pandemi covid-19 dipresentasikan semua universitas yang turut serta. Di antaranya berbagai macam robot, tempat cuci tangan portabel, ventilator, bilik disinfeksi otomatis, dan masih banyak lagi.
Universitas Riau memperkenalkan mobile robot for infection deseases (MIRIA). Robot ini membantu tenaga medis dalam merawat pasien berpenyakit infeksi dan menular, misalnya covid-19.
"Robot ini dikembangkan sebagai upaya untuk mengurangi risiko kontak langsung antara pasien dengan tenaga medis. Selain itu, pemanfaatan robot menghemat biaya pembelian alat pelindung diri (APD)," ujar Dekan Fakultas Teknik Universitas Riau Prof. Dr. Ir. Ari Sandhyavitri MSc.
Robot MIRIA berfungsi mengantarkan obat-obatan dan makanan pada pasien yang berada di ruang isolasi. Robot ini juga bisa dikendalikan jarak jauh dengan menggunakan joystick.
Pasien dan operator bisa berkomunikasi secara interaktif melalui fasilitas video dan audio ada pada robot ini. Selain itu, robot ini juga dilengkapi dengan termal sensor sehingga suhu pasien yang ada di ruang isolasi bisa diukur dan dikirim datanya ke operator.
Teknologi robotik juga dikembangkan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Robot ini dinamakan RAISA (robot medical assistance ITS-Airlangga).
RAISA memiliki satu layar interface yang dapat menghubungkan pasien dan perawat. Layar interface ini berguna untuk mempertahankan aspek sosial.
Layar ini diharapkan tetap membantu psikologis pasien meskipun tidak berhadapan langsung dengan perawat.
Di bawah monitor layar interface terdapat empat tingkat rak yang dapat menampung beban hingga 50 kilogram.
Sementara itu, Fakultas Teknik dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar menghasilkan inovasi teknologi kesehatan yang diberi nama E-Magic (Extraoral Mobile Aerosol Guide Channel).
"E-Magic ini inovatif karena kemampuannya untuk dikendalikan dari jarak jauh dengan aplikasi," kata Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Ir. Muhammad Arsyad Thaha.
Baca juga : Butuh Terobosan Baru Guna Redam Kasus Covid-19
E-Magic memiliki berlapis-lapis saringan bakteri. Alat ini mampu menyerap buangan aerosol, percikan saliva, dan darah yang dihasilkan instrumen berkecepatan tinggi yang digunakan dalam tindakan layanan dokter gigi.
"Utamanya, dalam situasi pandemi saat ini, perlunya mengurangi infeksi nosokomial dalam layanan tindakan dokter gigi," jelasnya.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud sekaligus Ketua Umum FDTI Nizam, pihaknya terus berkomitmen membangun teknologi dengan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) unggul. Hal itu diharapkan mendorong terciptanya karya-karya teknologi dan inovasi yang berguna bagi bangsa dan negara.
"Selama masa pandemi ini, rekan-rekan dari FDTI terus bergotong royong, bekerja sama mewujudkan berbagai bentuk hasil teknologi dan juga menggerakkan mahasiswa untuk bergotong-royong mengatasi pandemi covid-19," katanya.
"Meskipun kondisi pandemi, karya dari FDTI terus menggelora, dan banyak sekali karya-karya teknologi inovasi, maupun karya mahasiswa yang dihasilkan, lebih dari 1.600 yang kami data," imbuh Nizam.
Pameran juga dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro.
"Ini semua proyek dan inovasi ini luar biasa. Membikin saya bangga bahwa di masa krisis ini ada berbagai macam inovasi yang sifatnya kecil tapi bukan hanya produk lokal tapi ini merupakan lompatan-lompatan yang cukup impresif," ungkap Nadiem.
Menristek pun menyampaikan apresiasi atas pameran virtual ini.
"Memang ini masih uji coba sifatnya, tapi ini akan menjadi referensi ke depan selama masa pandemi ini masih mengharuskan kita untuk lebih banyak menjaga jarak atau stay at home," katanya.
"Maka pameran virtual ini barangkali akan menjadi contoh pameran-pameran lainnya sehingga kegiatan ekonomi tetap berjalan, dan yang lebih penting para inovator tetap semangat karena produknya tetap akan bisa dilihat dan diamati oleh masyarakat secara luas," pungkasnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved