Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
SEBAGIAN kalangan netizen menyebut tes swab dapat memengaruhi kerusakan otak. Padahal, tes swab menjadi salah satu metode mendeteksi virus korona atau covid-19 pada manusia.
Tes dilakukan dengan mengambil sampel lendir, dahak, atau cairan di daerah nasofaring atau orofaring pada pasien. Ada yang mengatakan tes usap hidung telah menusuk otak. Bahkan, sebagian mengibaratkannya dengan lobotomi atau tindakan bedah otak yang berlangsung pada pertengahan abad 20.
Baca juga: Buntut Purnomo Covid-19, Wali Kota dan DPRD Solo Tes Swab
Dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Anton Sony Wibowo menegaskan tes usap (swab) aman dilakukan serta tidak membahayakan atau merusak otak.
"Tidak benar swab test covid-19 bisa merusak otak karena hanya dilakukan sampai nasofaring atau dinding paling belakang hidung dan rongga mulut," kata Anton di Yogyakarta, Sabtu (25/7).
Baca juga: Wakil Wali Kota Solo Positif Covid-19, Jokowi Jalani Swab Test
Ia menjelaskan lokasi penghalang darah otak relatif jauh dari lokasi anatomi tempat tes usap. Selain itu, penghalang darah otak dilindungi tulang dasar otak yang relatif kuat.
Anton mengatakan tes itu tidak akan merusak penghalang darah otak, kecuali pada kondisi tertentu. Misalnya, pecahnya dinding dasar otak akibat tumor atau trauma.
"Swab test sampai sekarang menjadi diagnosis utama covid-19 karena bisa mendeteksi keberadaan virus dalam tubuh," kata dia.
Baca juga: Umumkan Hasil Swab Test, Jokowi: Alhamdulillah Negatif
Selain tes usap, rapid test antibodi merupakan metode yang digunakan untuk skrining awal covid-19. Hanya saja, Anton menyebutkan, tes cepat ini memiliki akurasi lebih rendah dibandingkan swab test karena hanya baru bisa mendeteksi antibodi dalam tubuh saja, bukan keberadaan virus korona. (Ant/X-15)
Universitas Gadjah Mada (UGM) menanggapi pernyataan mantan Rektor UGM, Sofian Effendi, dalam sebuah video YouTube yang meragukan keaslian ijazah Presiden Joko Widodo
PIhak UGM menyayangkan pihak yang mengiring opini soal pernyataan Mantan Rektor UGM Prof Sofian Effendi soal ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi.
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Tim The Valuator terdiri dari tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria UGM angkatan 2022, yaitu Rafael Wicaksono Hadi, Victorius Chendryanto, dan Dewa Ayu Maharani Adithi Kirana.
Departemen Ilmu Hubungan Internasional (DIHI) UGM menyampaikan duka cita atas berpulangnya Arya Daru Pangayunan, yang ditemukan meninggal di Menteng
Partisipasi pemilih tidak ditentukan oleh desain pemilu, tetapi oleh kekuatan hubungan antara pemilih dan para kontestan.
Pembekalan literasi digital diperlukan sebagai solusi untuk mengantisipasi penyebaran hoaks menjelang Pemilu 2024.
transformasi digital membawa arus informasi yang begitu cepat sehingga terdapat celah untuk masuknya konten negatif seperti informasi palsu atau hoax.
Kominfo bentuk Satgas Anti Hoaks demi wujudka pemilu damai
Tujuh capaian disepakati pada pertemuan tingkat menteri negara-negara ASEAN yang bertanggung jawab di bidang informasi di Da Nang Vietnam.
Komunitas Difabel Aceh belajar mengenali ciri-ciri berita hoaks
Program ini pun bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengonsumsi dan menyebarkan informasi yang akurat dan positif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved