Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
KETUA Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif Nahdatul Ulama (NU) Arifin Junaidi menilai program organisasi penggerak yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) masih belum matang namun sudah dipaksakan untuk dilaksanakan. Karena dilaksanakan tanpa pertimbangan yang matang, Arif pun memprediksi program ini tidak akan berjalan dengan baik.
"Kami tidak menganggap program ini jelek, program ini bagus karena Ma'arif sudah melaksanakannya berpuluh-puluh tahun. Karena programnya bagus, maka kami berharap dijalankan dengan bagus. Kalau programnya bagus tapi dijalankan secara tidak bagus hasilnya bisa tidak bagus," kata Arif dalam diskusi, Sabtu (25/7).
Arif menuturkan, setidaknya ada tiga hal yang membuat LP Ma'arif merasa bahwa program ini masih kurang matang, yakni kriteria peserta dan prosedur pelaksanaan yang tidak jelas, serta pertimbangan efektivitas pelaksanaan selama masa pandemi. Menurutnya, banyak organisasi yang tidak jelas asal-usulnya justru lolos dalam seleksi POP.
"Saya lihat di daftar penerima macam-macam sekali ada keluarga alumni, kemudian sekolahan, ada lembaga zakat. Jadi tidak jelas, karena tentu saja berasal dari kriteria yang tidak jelas," tuturnya.
Menurut pengakuan Arif, awalnya LP Ma'arif diajak oleh Kemendikbud untuk bergabung dalam program organisasi penggerak. Setelah mengirimkan proposal di menit-menit terakhir, rupanya proposal LP Ma'arif tidak lolos sebagai peserta POP.
"Saya lalu dikontak untuk ikut workshop penerima POP itu, saya tanya apa Maarif lolos? Lolos katanya, tapi sampai sekarang kami belum menerima SK Penetapan. Saya minta ke Kemendikbud tidak dikasih, yang dikirim itu undangan saja. Jadi saya dapat SK dari Pak Aris, lalu saya teliti ternyata aneh-aneh (organisasi yang lolos) yang paling mengagetkan saya adalah ada Tanoto sama Sampoerna," ungkapnya.
Usai LP Ma'arif mengundirkan diri dari POP, Arif pun berharap Kemendikbud benar-benar melakukan evaluasi agar program ini nantinya bisa berjalan sesuai target.
"Apa itu evaluasi kalau dibilang, penerima yang sudah dinyatakan lolos itu tidak perlu khawatir. Kalau kata orang Inggris kan abang-abang lambe. Mudah-mudahan saja ini hanya soal ungkapan komunikasi, mudah-mudahan evaluasinya itu bisa berjalan baik. Hanya saja saya menyampaikan pada Pak Menteri kalau itu harus ditinjau lagi," tandasnya.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved