Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Bioprospeksi Temukan Mikroba yang Bermanfaat

(Fer/H-3)
25/7/2020 05:10
Bioprospeksi Temukan Mikroba yang Bermanfaat
Direktur Konservasi Keanekargaman Hayati, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indra Exploitasia(Ardi Teristi Hardi )

PROGRAM pengembangan genetik bioprospeksi Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK) melalui Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) berhasil menemukan mikroba yang bermanfaat bagi masyarakat untuk
ketahanan pangan dan ekonomi.

Direktur Konservasi Keanekaragam Hayati (KKH), Direktorat Jenderal KSDAE Indra Exploitasia, dalam kunjungan kerjanya di Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, mengatakan bahwa di masa yang akan datang biopropeksi diharapkan dapat menjadi model dalam pemanfaatan berkelanjutan dari kawasan konservasi. Keseimbangan antara kelestarian kawasan dan kesejahteraan.

“Ke depan hasil penemuan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat daerah penyangga hutan konservasi sekaligus bisa meningkatan ketahanan pangan dan ekonomi menjadi lebih
baik,” kata Indra dalam keterangan tertulisnya Kamis (23/7)

Pengembangan biopropeksi, jelas Indra, sejalan dengan roadmap Pembangunan Hutan 2045 yang oleh Bappenas pada 2040 ditargetkan Indonesia Menguasai Pangsa Pasar
Bioprospeksi Dunia. Penemuan ini telah teruji baik di tingkat laboratorium dan plot percobaan. Selain itu, penelitian terbukti berhasil meningkatkan produksi tanaman
pangan serta mengurangi biaya produksi.

Mikroba tersebut ialah bakteri Lysinibacilus fusiformis yang merupakan baktri pemicu pertumbuhan akar atau yang dikenal sebagai Plant Growth Promoting Rhizobacteria
(PGPR), bakteri Pseudomonas syiringae, bakteri ini dapat melindungi tanam dari frost sehingga tanaman tahan terhadap embun yang membeku (es) pada tanaman yang
mengalami frost seperti di Dieng,

Bromo, dan daerah lainnya serta cendawan Lecanicilium sp merupakan cendawan patogen serangga hama, khususnya kelompok wereng dan kutu-kutuan.

Sementara itu, Kepala Balai TNGC, Kuswandono, menyebut bahwa Balai Taman Nasional Gunung Ciremai akan terus melakukan inovasi pengelolaan kawasan konservasi.

“Penelitian akan dilanjutkan untuk mengungkap ‘misteri’ keanekaragaman hayati di TNGC agar dapat diambil manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan pada khususnya dan rakyat Indonesia serta dunia pada umumnya,” terangnya.
(Fer/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya