Aplikasi Bencana InaRISK Personal Masih belum Memuaskan Pengguna

Ferdian Ananda Majni
17/7/2020 09:05
Aplikasi Bencana InaRISK Personal Masih belum Memuaskan Pengguna
Tampilan aplikasi kebencanaan inaRISK personal yang mampu mendeteksi risiko penularan covid-19.(Google)

SEJAK merebaknya pandemi virus SARS-CoV-2 empat bulan lalu di Indonesia, telah banyak upaya yang dilakukan Gugus Tugas Penanganan Covid-19. Di mulai dari membagi zonasi wilayah berdasarkan risiko penularan hingga mengedukasi masyarakat.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Indonesia turut andil dalam upaya pencegahan itu melalui sosialisasi penilaian mandiri menggunakan aplikasi inaRISK Personal.

Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan menjelaskan melalui aplikasi inaRISK Personal ini masyarakat diharapkan dapat melakukan penilaian terhadap potensi risiko tertular covid-19 pada dirinya sendiri maupun pada keluarganya.

“Apakah keluarganya ini juga memiliki risiko, tertular atau menularkan ke keluarga yang lain. Itu semuanya ada di sana (inaRISK Personal),” kata Lilik pada dialog Gugus Tugas di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (16/7).

Aplikasi yang memiliki skor 3,6 di Google Play itu berguna untuk menginformasikan bahaya kebencanaan di sekitar kita serta upaya yang dapat kita lakukan secara mandiri. Aplikasi ini menggunakan hasil kajian yang dibangun oleh BNPB bersama kementerian, lembaga serta organisasi kebencanaan di Indonesia.

Hingga 16 Juli 2020, aplikasi inaRISK Personal sudah diunduh sebanyak lebih dari 100 ribu kali, mendapat rating 3+ dan dikomentari oleh 589 pengguna. Media Indonesia mencoba mencari tahu seperti apa respons pengguna aplikasi ini dengan mengambil beberapa testimoni sebagai sampel.

"Sangat sulit untuk mengisi data assesment entah kendala sinyal atau apa lemot sekali, terkadang data yang ingin dimasukkan tidak bisa dimasukkan atau tidak bisa di pilih. Sistem input menolak data yang di ingin dimasukkan," tulis Maghfirotul Khasanah pada Senin (13/7). Keluhan yang sama juga diutarakan oleh beberapa pengguna lain.

Dalam jawabannya pada 14 Juli 2020, BNPB mengatakan, hal itu terjadi karena gangguan koneksi di server inaRISK selama dua hari terakhir.

Selain kendala sinyal, pengguna lain mengeluhkan aplikasi ini tidak responsif saat pergeseran pin lokasi dan menu yang tidak bisa dipilih. Sedangkan, pengguna bernama Chimi Gacha juga mempertanyakan keamanan data dalam aplikasi inaRISK. "Apakah data kita aman di app ini?" tulisnya pada Mei lalu.

Pengguna lain bernama Josua Siholmarito Napitupulu berharap, BNPB bisa menjelaskan kriteria titik merah layer bahaya covid-19 yang ada di peta karena Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 daerah punya penilaian tersendiri terkait kondisi wilayah masing-masing.

Pengguna dengan akun komunitas belajar merasa aplikasi inaRISK Personal akan sangat berguna bagi masyarakat. Tapi sayang loading-nya lama. "Ini juga terjadi pada InaRisk yang di web. Kami berharap kedua InaRisk tersebut diperbaiki, sehingga bisa lebih cepat diakses. Terimakasih," tulisnya.

Dari sejumlah ulasan itu, umumnya pengguna aplikasi inaRISK Personal menyatakan belum puas. Meskipun, mereka menyadari kegunaan aplikasi deteksi kebencanaan itu. Ini kiranya patut menjadi bahan evaluasi dan harus direspons segera oleh BNPB sebab banyak juga masyarakat yang merasa terbantu dengan aplikasi ini. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya