Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Dosen IPB Temukan Obat Herbal Penurun Asam Urat

Zubaedah Hanum
15/7/2020 11:45
Dosen IPB Temukan Obat Herbal Penurun Asam Urat
Petani memanen seledri di Desa Salu Dewata, Kecamatan Anggeraja, Enrekang, Sulawesi Selatan.(Antara)

DOSEN IPB University dari Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Prof Dyah Iswantini menemukan obat herbal penurun asam urat dari kombinasi tanaman obat sidaguri, seledri dan tempuyung.

Kombinasi ketiganya dapat digunakan sebagai formula obat herbal anti gout atau penurun asam urat dengan mekanisme inhibisi terhadap enzim xantin oksidase (XO). Enzim ini merupakan enzim yang dapat mengkatalisis oksidasi xantin menjadi asam urat.  

Sidaguri merupakan tumbuhan liar yang perlu dibudidayakan, dan seledri merupakan tanaman yang sehari-hari digunakan sebagai sayuran. Sedangkan tempuyung termasuk tanaman yang digunakan sebagai sayur.

"Jadi semua tanaman penyusun obat herbal antigout atau penurun asam urat ini mudah ditemukan di sekitar kita. Simplisia ketiga tanaman tersebut juga mudah diperoleh di penyedia jamu dan di suplier-suplier bahan jamu di Indonesia,” ungkap Prof Dyah, seperti dikutip dari laman IPB, Rabu (15/7).

Penemuan ekstrak terstandar anti gout sebagai bahan fitofarmaka ini dicapai Prof Dyah melalui serangkaian penelitian dari hulu sampai hilir yang dilakukan peneliti mulai 2003 sampai 2011 lalu, atau selama 8 tahun.

Menurut Prof Dyah, hasil penelitian ini telah ditemukan formula ekstrak terstandar yang mempunyai khasiat sebagai anti gout yaitu mampu menurunkan kadar asam urat dan anti inflamasi atau anti peradangan.

“Berdasarkan analisis finansial menunjukkan bahwa produk anti gout ini sangat berpotensi untuk dikomersialkan,” katanya.

Hasil penelitian ini sudah dipatenkan dan  saat ini sudah dinyatakan granted dengan nomor: ID P 0025311 (tahun 2010). Sebagian dari hasil penelitian ini sudah dikomersialkan yaitu, Nuric.

Penemuan formula anti gout juga mendapat penghargaan dari Kementerian Riset dan Teknologi RI bekerjasama dengan Business Innovation Center (BIC) sebagai salah satu dari 100 Inovasi Paling Prospektif Indonesia pada tahun 2008.

Tidak hanya itu, inovasi tersebut telah memperoleh penghargaan Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa dari Pemerintah Indonesia tahun 2009, memperoleh Anugerah IPTEK Widyasilpawijana Duta IPTEK dari Menteri Riset dan Teknologi RI tahun 2011, serta menjadi salah satu  “Best Research” dari  Ristek Kalbe Science Awards 2012.

Antiinflamasi
Diungkapkan Prof Dyah, penelitian sebelumnya mengandung bahan baku seledri dengan komposisi yang tinggi sehingga memungkinkan biaya produksi tinggi. Hal ini tentu kurang menguntungkan dalam upaya komersialisasi produk.

Untuk mengatasinya, perlu dilakukan reformulasi terhadap formula anti gout yang telah ada agar diperoleh formula anti gout baru dengan aktivitas yang tinggi namun biaya produksi yang bersaing.

“Upaya reformulasi ini telah dilakukan, hasil penelitian menunjukkan bahwa telah diperoleh formula baru dengan nilai ekonomi tinggi. Hal ini karena ekstrak penyusun formula terdiri dari ekstrak seledri yang mempunyai porsi yang sangat sedikit dan pelarut yang digunakan adalah air," bebernya.

Prof Dyah menegaskan, khasiat fomula baru ini sangat menjanjikan karena hampir sama dengan allopurinol sebagai kontrol positif. Khasiat ini tidak hanya sebagai penurun asam urat dalam darah tetapi juga berkhasiat sebagai anti inflamasi dan diuretik.

"Target dari penelitian dua tahun ke depan adalah dapat dihasilkan produk obat herbal terstandar antigout atau penurun asam urat  yang telah didaftarkan ke BPOM dan siap dikomersialkan," pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya