Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DI saat dunia masih berjibaku mencari obat penawar covid-19, muncul penyakit zoonosis baru, yakni virus flu babi jenis bervarian genotipe 4 (G4) EA H1N1 di Tiongkok. Zoonosis, artinya penyakit ini menyeberang dari hewan ke manusia.
Dari hasil riset, peneliti di Tiongkok menyatakan virus ini berpotensi menjadi pandemi seperti covid-19 karena masih keturunan dari virus flu babi (H1N1) penyebab pandemi 2009.
Data klinis didapat antara lain, dari dua pasien positif G4 EA H1N1. Pasien pertama, orang dewasa, 46, menunjukkan gejala flu berat disertai pneumonia yang berujung kematian karena kegagalan sistem. Pasien kedua, seorang anak berumur 9 tahun hanya menunjukkan gejala flu ringan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan, hingga saat ini virus flu babi baru (G4 EA H1N1) tidak ditemukan di Indonesia. “Informasi ini didasarkan pada hasil surveilans dan analisis genetik yang dilakukan Balai Veteriner Medan dan Balai Besar Veteriner Wates,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, Senin (13/7).
Meski tidak ditemukan, seluruh dinas kesehatan dan satuan kerja kesehatan di seluruh Indonesia telah diminta meningkatkan kewaspadaan. “Kita tetap melakukan kewaspadaan dan tindakan pencegahan mulai hulu, yaitu pencegahan pada hewan khususnya babi,” sebut Direktur Kesehatan Hewan, Kepala Pusat BDTK Litbangkes Tjandra Yoga Adhitama seraya menambahkan, virus G4 ini sebenarnya sudah dilaporkan sejak 2016 dan masuk pantauan WHO dan CDC.
Degradasi lingkungan
Dalam laporannya berjudul Preventing the Next Pandemic: Zoonotic Diseases and How to Break the Chain of Transmission, Senin (6/7), United Nations (UN) melaporkan adanya tren kenaikan wabah penyakit yang disebarkan hewan liar ke manusia.
Selain covid-19, menurut UN, penyakit zoonosis yang perlu diwaspadai ialah ebola, SARS, zika, HIV/AIDS, dan West nile fever.
“Untuk mencegah wabah penyakit di masa mendatang, kita harus menjaga lingkungan alami dengan baik,” tegas Executive Director United Nations Environment Programme (UNEP) Inger Andersen seperti dikutip dari Fox News, Rabu (8/7).
Peneliti Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) R Taufiq Purnama Nugraha mengungkapkan, banyak faktor yang menyebabkan munculnya penyakit infeksius baru tersebut, yakni modernisasi dan intensifikasi pertanian, perusakan habitat, fragmentasi habitat, perambahan hutan, dan perubahan iklim yang sebagian besar ialah akibat ulah manusia.
Selain faktor tersebut, pemanfaatan langsung satwa liar, seperti perdagangan, konsumsi, hobi, dan ekshibisi juga berpotensi menimbulkan terjadinya perpindahan patogen dari satwa liar ke manusia jika tidak dilakukan pengelolaan serta protokol biosafety dan biosecurity yang baik.
Selain itu, Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengingatkan masyarakat bahwa memelihara atau mengonsumsi satwa liar yang tidak dimasak dengan baik memunculkan potensi penularan dari hewan ternak kepada manusia. (Aiw/Ant/H-2)
Generasi Beta: Pahlawan atau korban revolusi teknologi? Mari kita bahas.
Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Kalian harus perbanyak minum air putih. Air putih bermanfaat baik untuk kesehatan kulit. Dengan asupan cairan tubuh yang baik maka badan dan kulit menjadi terwat.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved