Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Teknik Tutup Celup Jadi Pembeda Batik Indonesia

(Aiw/H-3)
14/7/2020 03:20
Teknik Tutup Celup Jadi Pembeda Batik Indonesia
(Sumber: Indonesia.go.id/Tim Riset MI-NRC)

DIREKTUR Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengungkapkan penyebutan batik oleh media asal Tiongkok tidak memengaruhi pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai warisan budaya takbenda Indonesia.

Hilmar menegaskan, terdapat perbedaan mendasar antara batik Indonesia dengan tekstil tutup celup yang lain seperti yang berkembang di Tiongkok serta sejumlah negara lain.

"Batik dalam pengertian teknik tutup celup pada tekstil memang ada di berbagai negara, termasuk Tiongkok, India, dan Afrika," jelas Hilmar kepada Media Indonesia, kemarin.

Ia menegaskan, terdapat tiga unsur yang membedakan batik Indonesia yang diakui UNESCO dengan yang ada di negara lain, yaitu teknik tutup celup, simbolisme, dan kebudayaan.

"Kita hanya mempersoalkan unsur pertama. Kalau simbolisme sudah pasti sangat berbeda batik Indonesia dengan tekstil yang menggunakan teknik tutup celup dari negara lain. Dari segi kebudayaan, yang menurut saya paling penting, ada perbedaan sangat mendasar antara batik Indonesia dan tekstil dengan tutup celup yang lain seperti Tiongkok," tandasnya.

"Soal mengapa Xinhua News menggunakan istilah batik dan bukan istilah dalam bahasa Tiongkok, saya tidak tahu. Penyebutan 'batik' oleh Xinhua News sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap pengakuan itu," kata Hilmar.

Sebelumnya, media asal Tiong kok melalui China Xinhua News, melalui akun Twitter-nya mengunggah sebuah video yang menampilkan seorang perajin sedang menggambar motif pada selembar kain. Pada unggahan tersebut, tertera keterangan, 'Batik adalah kerajinan tradisional yang biasa dipakai oleh kelompok etnik di Tiong kok.

Orang-orang mewarnai kain dengan menggunakan lilin leleh dan alat seperti spatula kemudian memanaskannya untuk menghilangkan lilin. Lihatlah bagaimana kerajinan kuno berkembang di zaman modern'.

Setelah menimbulkan kegaduhan warganet di Indonesia, kemarin sore China Xinhua News mengganti keterangan unggahan menjadi 'Kerajinan cetak lilin Tiongkok kuno memerlukan keterampilan tingkat tinggi dan memakan waktu. Kerajinan ini juga dikenal sebagai batik, sebuah kata dengan asal Indonesia yang mengacu pada teknik pewarnaan lilin yang dipraktikkan di banyak tempat di dunia'.

(Aiw/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya