Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Penting Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Jelang New Normal

Mediaindonesia.com
09/7/2020 13:05
Penting Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Jelang New Normal
Ketua Umum PDPOTJI, DR (Cand) dr. Inggrid Tania, M.Si saat memberi penjelasan dalam diskusi webinar.(Dok.Soho)

TEKANAN ekonomi  membuat Pemerintah mengambil kebijakan melonggarkan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) setelah hampir 3 bulan diberlakukan. Kebijakan melonggarkan PSBB itu memang menuai pro dan kontra sebab penyebaran covid 19 masih tinggi.

Hingga Kamis (9/7), total kasus positif di Indonesia mencapai 70.763 kasus. Masih tingginya kasus positif ini membuat Pemprov DKI Jakarta mengambil kebijakan PSBB transisi. Kondisi di Jawa Timur juga makin mengkhawatirkan dengan tingkat penambahan pasien yang tinggi.

Baca juga: Tak Ada New Normal, Dampak Sosial Ekonomi Tak Terkendali

Walau Pemerintah terus menggaungkan protokol kesehatan, sayangnya hal itu kerap tidak diindahkan. Hal itu bisa dilihat dari kerumunan orang di sejumlah tempat, seperti di pasar, kendaraan umum, hingga layanan umum, dan beberapa orang memilih tidak menggunakan masker.

Menurut Dosen Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI dan RS Persahabatan, Dr. Budhi Antariksa Ph.(D), Sp. P (K), yang paling penting dalam kondisi saat ini adalah taati protokol kesehatan. Sebab, kalau virus itu menular ke orang lain, virus itu akan berpindah ke orang lain lagi.

"Saat PSBB diperlonggar, angka kepositifan virus meningkat. Yang tadinya sudah sempat menurun, lalu naik lagi. Ini sudah kejadian di Jakarta.   Hal itu menjadi pertanda  kalau virus berpindah ke orang lain, maka virus itu bermutasi dan bertambah banyak.  Secara nyata, begitu PSBB diperlonggar, jumlah malah naik. Artinya, virus memang bermutasi makin banyak," cetus Budhi dalam webinar, Kamis (9/7).

Itu sebabnya, meningkatkan daya tahan tubuh, kata dia, jadi sangat penting kondisi saat ini. Daya tahan tubuh itu hubungannya erat dengan asupan dan makanan-makanan yang bergizi, dan  pola istirahat. Kalau pola tidur kurang, lalu istirahat kurang, maka daya tahan tubuh akan menurun.  Suplemen seperti immunomodulator dan multivitamin  masih tetap diperlukan karena kita masih belum tahu virusnya ini akan sampai kapan. Begitu pula penemuan vaksin.

Baca juga: Ini Indikator yang Harus Dipenuhi Agar Bisa Jalankan New Normal

"Tidak semua virus RNA itu bisa dibuatkan vaksinnya. Contoh, HIV tidak ada vaksinnya, Hepatitis C juga tidak ada vaksinnya. Ada beberapa virus memang tidak ada vaksinnya. Dan kebetulan, corona itu masuk virus RNA, jadi belum tentu dia bisa dibentuk vaksinnya. Semoga sih bisa. Tapi, sampai sekarang belum ada buktinya," kata Dr Budhi.

Senada, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR (Cand) dr.  Inggrid Tania, M.Si mengatakan di era new normal, orang sudah mulai beraktivitas, meskipun aktivitasnya dibatasi.  Akan tetapi, aktivitas bekerja sudah berlangsung, sehingga dibutuhkan daya tahan tubuh yang kuat.

Di samping itu, memang harus tetap menjaga asupan nutrisi yang lengkap dan bergizi seimbang. Kemudian, istirahat cukup, cairan cukup, dan diikuti olahraga, kemudian hindari stress. Namun, dengan kondisi aktivitas yang padat di era new normal, dibutuhkan ekstra peningkatan daya tahan tubuh. Sebab, tubuh memang memerlukan tambahan suplemen dari luar. Salah satunya suplemen immunomodulator, yakni zat atau substansi yang dapat mempengaruhi sistem imun.

"Saya menganjurkan, di masa new normal justru  tetap perlu mengonsumsi suplemen immunomodulator. Tingkat stress tinggi baik stress fisik maupun stress mental.  Ketika kita berada di luar rumah maka kita semakin tidak terlindungi sehingga potensi tertular covid-19 juga tinggi," paparnya.

Dr Inggrid menjelaskan, Immunomodulator bisa dari subtansi yang natural atau subtansi yang sitentik. Kalau ingin mendapatkan perlindungan imun yang maksimal atau komplet, kita perlu mengonsumsi keduanya, baik yang immunomodulator yang natural contohnya Echinacea maupun yang sitentik.

"Contoh yang sitentik itu misalnya vitamin C, vitamin D. Kemudian, yang dari bahan natural, tentu saja akan lebih bagus, karena lebih friendly diterima oleh tubuh kita. Sehingga, kita berharap lebih mudah diabsorpsi,"  katanya.

Aktor Christian Sugiono mengaku sejak lima tahun lalu mengonsumsi Imboost. Pemilihan Imboost sebagai suplemen karena baik untuk dikonsumsi setiap hari, agar dapat selalu bekerja dengan baik tanpa khawatir drop atau jatuh sakit. Selain itu juga sangat baik saat melakukan pekerjaan jauh dan melelahkan.

"Badan saya terasa lebih kuat dan tahan penyakit meskipun melakukan kegiatan yang melelahkan. Apalagi ketika terasa mulai drop atau mau sakit, saya langsung konsumsi Imboost dan badan saya tidak jadi sakit," ujarnya.

Pada kesemaptan yang sama, VP Research & Development and Regulatory SOHO Global Health, DR Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si  mengatakan immunomodulator yang baik mengandung ekstrak Echinacea pupurea  dan zinc picolinate. Kandungan ekstrak Echinacea purpurea  telah terbukti secara klinis dapat memodulasi atau mengatur sistem daya tahan tubuh dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Sementara zinc picolinate berperanan aktif dan bekerja sinergis pada sistem imun tubuh. (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik