LIPI Kembangkan Metode RT-Lamp untuk Tes Covid-19

Atikah Ishmah Winahyu
26/6/2020 15:27
LIPI Kembangkan Metode RT-Lamp untuk Tes Covid-19
Ilustrasi: Seorang bapak sambil menggendong anaknya mengikuti tes usap massal COVID-19 di Pasar Sukaramai, Kota Pekanbaru(ANTARA FOTO/FB Anggoro)

LEMBAGA Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tengah mengembangkan teknik RT-Lamp sebagai metode alternatif untuk tes covid-19. Kepala LIPI Laksana Tri Handoko mengatakan, RT-Lamp memiliki tingkat akurasi yang hampir sama dengan tes PCR, namun lebih baik dari rapid test karena menggunakan air liur.

“Dia mendeteksi virus, bukan antibodi. Kalau rapid test kan pakai ambil darah seperti cek gula darah. Kalau ini tetap swab test karena yang dideteksi virusnya,” ujar LT Handoko dalam acara Sapa Media, Jumat (26/6).

Selain memiliki akurasi yang lebih tinggi dibandingkan rapid test, metode RT-Lamp hanya membutuhkan waktu reaksi selama 1 jam. Harga test kit RT-Lamp juga lebih terjangkau yakni sekitar Rp100 ribu.

Namun, Handoko menjelaskan, keberadaan RT-Lamp belum tentu mampu menggantikan tes PCR karena masih memerlukan pengembangan lebih lanjut.

Baca juga:  LIPI: Hadapi Pandemi, Mitigasi Harus Berbasis Data

Saat ini, LIPI mengembangkan RT-Lamp dengan dua metode yakni RT Lamp berbasis kekeruhan atau Turbidimetry dan berbasis warna atau Colorimetry. Diharapkan proses pengembangan RT-Lamp selesai pada Agustus/September agar dapat segera diedarkan ke masyarakat dan mampu dijadikan pengganti rapid test yang tingkat akurasinya terbilang cukup rendah.

“Tim yang Turbidimetry untuk saat ini sudah sampai tahap mampu mendeteksi virusnya ada atau tidak. Kalau yang Colorimetry masih belum sampai situ. Harapannya Agustus/September sudah bisa kita lansir, kita mintakan ijin edar ke Kemenkes,” tuturnya.

“Begitu orang terinfeksi virus, tidak akan bereaksi dengan rapid test sebelum dia mengeluarkan antibodi sehingga perlu 7 hari. Kalau negatif sekarang dengan rapid test, belum tentu tidak terinfeksi karena antibodinya bisa jadi belum terbentuk saja. Itu sebabnya perlu (dilengkapi) PCR karena dia melihat beberapa biji virusnya saja sudah langsung bereaksi,” pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya