Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
AKTIVIS Pendidikan dari Tamansiswa Ki Darmaningtyas mengungkapkan, sekolah dengan tatap muka pada zona hijau bisa saja dilaksanakan namun harus dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Juga tetap meminta rekomendasi dari otoritas kesehatan, termasuk ikatan dokter anak Indonesia yang lebih paham mengenai kondisi kesehatan anak," kata Ki Darmaningtyas saat dihubungi, Selasa (16/6).
Baca juga: DPRD Apresiasi Putusan Nadiem Soal Sekolah Zona Hijau Dibuka Lagi
Dirinya juga berharap agar sekolah-sekolah di zona hijau sudah mempersiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk melaksanakan protokol kesehatan tersebut.
"Jika belum, maka sebetulnya cukup berisiko, terlebih saat ini orang tanpa gejala (OTG) pun bisa tiba-tiba terinfeksi covid 19. Nah pada saat sekolah menghadapi kondisi seperti itu, apakah komunitas sekolah (kepala sekolah, guru, tata usaha, dan murid) sudah siap menghadapinya? Kalau belum, maka memaksakan pelaksanaan sekolah tatap muka akan amat berbahaya dan berisiko bagi anak-anak," tuturnya.
Untuk itu, Ki Darmaningtyas memberikan rekomendasi bagi sekolah yang akan dibuka untuk hanya menampung 50% murid dari kapasitas yang ada. Jadi, bila dalam satu kelas biasanya ada 32 murid, maka dibagi dua dan diterapkan jadwal shifting, satu hari masuk, kemudian libur.
"Memang memerlukan waktu yang lebih panjang untuk menuntaskan suatu materi pembelajaran yang sama, tapi itu jauh lebih aman dan selamat bagi murid-murid, daripada harus menuntaskan materi sesuai dengan yang sudah dijadwalkan, namun resikonya lebih besar," pungkasnya.(OL-5)
Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) bukan masa perpeloncoan atau masa senioritas
Sementara itu Kepala SDN Kertasari 3, Sofia Widawaty, menjelaskan bahwa kini sekolah yang dipimpinnya hanya memiliki 18 siswa aktif.
Data 2024 menunjukkan angka partisipasi sekolah (APS) untuk usia 16–18 tahun di Banten baru mencapai 71,91%, masih di bawah rata-rata nasional.
Dengan peningkatan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat terus meningkatkan angka partisipasi sekolah.
Usaha pencegahan anak putus sekolah semestinya dilakukan dengan memperhatikan sejumlah aturan yang ada dan memperhatikan efektivitas pada kondisi belajar anak dan kondisi kerja guru.
GUBERNUR Jawa Barat (Jabar) Dedy Mulyadi mengeluarkan keputusan yakni memperbolehkan jumlah siswa dalam satu kelas mencapai hingga 50 siswa. Itu menuai respons dari kepala sekolah
Jadi tutor online sukses! Panduan lengkap mengajar pelajaran sekolah, tips menarik siswa, dan raih penghasilan tambahan dari rumah. Pelajari caranya!
Tersedia layanan design & build, sebuah solusi lengkap dari awal hingga akhir bagi bunda yang ingin mewujudkan berbagai ide kreatifnya.
Program kuliah online bisa menjadi alternatif cara bagi para pekerja untuk meraih gelar sarjana. Seperti apa prosesnya?
Sebagai salah satu penyelenggara pendidikan vokasi, LKP juga dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dan terus bertransformasi
Peluang edutech tetap ada namun membutuhkan perhitungan bisnis cermat.
Prod1gy menjanjikan para pengajar mendapatkan penghasilan tambahan dengan terkoneksi dengan banyak murid.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved