Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Sekolah di Zona Hijau Perlu Terapkan Protokol Kesehatan Ketat

Atalya Puspa
16/6/2020 15:03
Sekolah di Zona Hijau Perlu Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
SMAN 2 Padang bersama alumni membuat Lorong Immune Booster, yakni lorong yang mengoperasikan inhaler raksasa dengan aroma minyak kayu putih(ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

AKTIVIS Pendidikan dari Tamansiswa Ki Darmaningtyas mengungkapkan, sekolah dengan tatap muka pada zona hijau bisa saja dilaksanakan namun harus dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

"Juga tetap meminta rekomendasi dari otoritas kesehatan, termasuk ikatan dokter anak Indonesia yang lebih paham mengenai kondisi kesehatan anak," kata Ki Darmaningtyas saat dihubungi, Selasa (16/6).

Baca juga: DPRD Apresiasi Putusan Nadiem Soal Sekolah Zona Hijau Dibuka Lagi

Dirinya juga berharap agar sekolah-sekolah di zona hijau sudah mempersiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk melaksanakan protokol kesehatan tersebut.

"Jika belum, maka sebetulnya cukup berisiko, terlebih saat ini orang tanpa gejala (OTG) pun bisa tiba-tiba terinfeksi covid 19. Nah pada saat sekolah menghadapi kondisi seperti itu, apakah komunitas sekolah (kepala sekolah, guru, tata usaha, dan murid) sudah siap menghadapinya? Kalau belum, maka memaksakan pelaksanaan sekolah tatap muka akan amat berbahaya dan berisiko bagi anak-anak," tuturnya.

Untuk itu, Ki Darmaningtyas memberikan rekomendasi bagi sekolah yang akan dibuka untuk hanya menampung 50% murid dari kapasitas yang ada. Jadi, bila dalam satu kelas biasanya ada 32 murid, maka dibagi dua dan diterapkan jadwal shifting, satu hari masuk, kemudian libur.

"Memang memerlukan waktu yang lebih panjang untuk menuntaskan suatu materi pembelajaran yang sama, tapi itu jauh lebih aman dan selamat bagi murid-murid, daripada harus menuntaskan materi sesuai dengan yang sudah dijadwalkan, namun resikonya lebih besar," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya